Bisnis.com, JAKARTA— PT Monex Investindo Futures memperkirakan penguatan rupiah hingga mampu ke level di bawah Rp 11.600 per dolar Amerika Serikat pagi ini (19/11/2013), karena ada harapan perbaikan ekonomi Jerman yang menguatkan mata uang euro.
Analis dan Periset PT Monex Investindo Futures Zulfirman Basir mengatakan dengan penguatan euro maka bisa menekan dolar AS, dan dampaknya terasa pada penguatan rupiah pagi ini.
“Pasar tunggu publikasi indeks sentimen ekonomi Jerman yang diprediksi membaik,” kata Zulfirman saat dihubungi hari ini, Selasa (19/11/2013).
Dia mengatakan indeks sentimen ekonomi Jerman akan dipaparkan siang ini atau sore hari waktu Indonesia.
Zulfirman mengatakan meski penguatan nilai tukar rupiah atas dolar AS terjadi pada hari ini, agar pasar tetap mewaspadai pelemahan rupiah lagi.
“Karena geraknya agak liar, jadi mesti waspada. Diperkirakan rupiah per dolar AS masih di kisaran 11.600 sampai jelang FMOC,” kata Zulfirman.
Sentimen yang bisa melemahkan rupah, adalah kemungkinan pengurangan stimulus oleh bank sentral AS The Federal Reserve.
Adapun pernyataan Fed yang tengah dinanti pasar adalah pidato Gubernur Bank Sentral Ben S. Bernanke dengan tema “Komunikasi dan Kebijakan Moneter” pada 19 November, dan penyampaian putusan FOMC terkait pertemuan pada 29-30 Oktober 2013 pada N0 november 2013.
Seperi diketahui berdasarkan data Bloomberg Dollar Index, rupiah menguat tipis 0,34% ke Rp11.595 pada pukul 0.9.08 WIB.
Posisi Rp/US$
Tanggal | Rp/US$ |
Penutupan 15/11 | 11.623 |
Penutupan 18/11 | 11.635 |
19/11 pk. 09.08 | 11.595 |
Sumber: Bloomberg Dollar Index, 2013