Bisnis.com, JAKARTA – Badan usaha milik negara PT Pengembangan Pariwisata Bali (Persero) berencana menerbitkan obligasi senilai Rp200 miliar pada untuk mendanai ekspansi perseroan.
Direktur Utama Pengembangan Pariwisata Bali (Persero) atau Bali Tourism Development Corporation (BTDC) Ida Bagus Wirajaya menuturkan perseroan akan menerbitkan obligasi tersebut pada akhir tahun ini atau paling lambat awal tahun depan.
“Good fund-nya diharapkan cair akhir tahun ini atau paling lambat awal tahun depan,” tuturnya, Senin (18/11/2013).
Sebelumnya, perseroan berencana menerbitkan obligasi senilai Rp500 miliar. Namun, lanjutnya, saat ini perseroan belum memerlukan dana sebanyak itu karena masih memiliki idle fund yang dinilai cukup.
Sementara itu, menurut informasi yang diperoleh dari sumber Bisnis, Senin (18/11/2013), perusahaan pengelola sentra pariwisata asal Pulau Dewata tersebut masih melanjutkan rencana penerbitan itu walaupun kondisi pasar obligasi sedang tidak kondusif.
“Mereka masih on going dengan rencana tersebut. Nilainya berkisar Rp300 miliar- Rp500 miliar,” ungkap sumber yang tidak ingin disebutkan namanya tersebut.
Kendati demikian, lanjutnya, melihat kondisi pasar obligasi saat ini ketika imbal hasil surat utang negara terus bergerak naik, kemungkinan terdapat opsi penundaan hingga awal tahun depan.
Perseroan menunjuk PT Danareksa Sekuritas, PT Mandiri Sekuritas, dan PT Bahana Sekuritas sebagai penjamin pelaksana efek (underwriter) penerbitan obligasi tersebut.
Dana hasil penerbitan obligasi itu akan digunakan untuk pengembangan Kawasan Pariwisata Mandalika, Lombok, Nusa Tenggara Barat, dengan total nilai investasi mencapai Rp2,2 triliun.
Perseroan telah melakukan peletakan batu pertama proyek Mandalika Resort di Pantai Aan, Lombok Tengah, 21 Oktober 2012 lalu. Bahkan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono hadir dalam acara tersebut.
Mandalika Resort memiliki panjang pantai 7,5 km dengan luas lahan 1.175 hektare. Letaknya menghadap ke Samudera Indonesia. Kawasan pariwisata itu berjarak hanya 16 km dari Bandara Internasional Lombok (BIL), 55 kilometer dari Pelabuhan Lembar, dan 40 kilometer dari Kota Mataram.
Setelah pembangunan dasar terlaksana, perseroan optimistis akan ada investor yang akan berpartisipasi dalam pembangunan kawasan Mandalika, seperti membangun hotel dan fasilitas lainnya.
"Saat ini, sudah banyak investor lokal, seperti Grup Rajawali yang tertarik membangun di Kawasan Wisata Mandalika itu," tuturnya.
Konsep yang akan dikembangkan dalam pembangunan wilayah wisata itu menyerupai Nusa Dua, Bali, karena daerah tersebut telah diakui dunia.