Bisnis.com, JAKARTA - Harga minyak bervariasi di perdagangan Asia, Kamis (14/11/2014) karena investor terfokus mendengarkan pendapat Wakil Ketua Bank Sentral AS atau the Federal Reserve Janet Yellen dengan Senat, yang dinominasikan menggantikan Ben Bernanke sebagai ketua.
Dalam kontrak utama New York, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Desember turun 23 sen menjadi US$93,65 per barel pada pertengahan perdagangan pagi di Asia, sedangkan minyak mentah Brent North Sea untuk penyerahan Desember naik tiga sen ke posisi US$107,15 per barel.
Pasar minyak terus mengamati perdebatan the Fed tentang kapan akan memangkas skala stimulus US$85 miliar per bulan.
"Pasar global fokus pada petunjuk apakah the Fed akan mulai merampingkan program stimulus sebelum akhir tahun ini," kata Sanjeev Gupta, kepala praktisi minyak dan gas Asia-Pacific pada perusahaan konsultan EY.
Pengurangan stimulus lebih awal akan mendorong greenback, sehingga harga minyak yang ditetapkan dalam dolar akan menjadi lebih mahal bagi negara-negara yang menggunakan mata uang lainnya.
Peter Newland dari Barclays Research mengatakan keterangan yang disiapkan Yellen untuk dengar pendapat dengan Komite Perbankan Senat pada Kamis waktu setempat yang dirilis setelah pasar ditutup, berisi beberapa kejutan.
"Saya percaya bahwa mendukung pemulihan saat ini adalah jalan paling pasti untuk kembali ke pendekatan kebijakan moneter yang lebih normal," kata Yellen, dalam mempertahankan program pembelian aset The Fed sebesar US$85 miliar per bulan.
Spekulasi terus berputar-putar tentang kapan The Fed dapat mulai mengurangi stimulus moneter besar-besarannya.
Sementara itu, Gupta mengatakan ketidakpastian yang terjadi dengan adanya gangguan pasokan di Libya memberikan dukungan terhadap Brent, patokan untuk pasar Eropa.
Seorang pejabat minyak Libya mengatakan kepada AFP pekan lalu bahwa penghentian produksi yang berkaitan dengan protes politik telah mengurangi output 250.000 barel per hari, dari 1,5 juta barel per hari sebelum protes terjadi pada Juli. (Antara/AFP)