Bisnis.com, JAKARTA—Harga jagung melaju ke ke level tertinggi dalam kurun lebih dari sepekan setelah pemerintah mengeluarkan perkiraan hasil panen yang lebih rendah dari perkiraan para analis.
Kontrak jagung untuk pengiriman Desember naik 0,9% menjadi US$4,3075 per bushel di bursa Chicago Board of Trade. Nilai kontrak itu merupakan yang tertinggi sejak 31 Oktober dan tercatat US$4,29 pada pukul 10.57 di Singapura atau pukul 09.57 WIB.
Kontrak jagung turun ke US$4,155 pada 8 November atau yang terendah sejak Agustus 2010 sebelum Departemen Pertanian AS (USDA) mengeluarkan perkiraan. Untuk tahun ini harga jagung turun 39% tahun ini.
Petani AS akan memanen 13,989 miliar bushel, menurut laporan USDA. Jumlah tersebut lebih tinggi dari prediksi sebanyak 13,843 miliar dan 30% di atas hasil penen pada 2012 saat kekeringan melanda lahan pertanian.
“Para pedagang mengharapkan panen besar, namun yang terjadi jumlahnya turun,” ujar Vanessa Tan, seorang analis pada Phillip Futures Pte di Singapura sebagaimana dikutip Bloomberg, Senin (11/11/2013).