Bisnis.com, JAKARTA — Setelah sempat melesat 165 poin selama 2 hari berturut-turut, saham perusahaan distributor dan perdagangan valve, fitting, dan produk terkait lainnya, PT Arita Prima Indonesia Tbk. (APII) akhirnya jeblok 70 poin atau turun 18,18% ke level Rp315 per saham.
Penurunan harga saham itu ditengarai oleh aksi ambil untung (profit taking) yang dilakukan investor. Pada perdagangan Kamis (31/10/2013), perusahaan yang baru 3 hari melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) itu diperdagangkan di kisaran harga Rp315—Rp390 per saham.
Dengan volume perdagangan 6.320.500 saham, kapitalisasi pasar Arita menjadi Rp338,6 miliar. Pada pencatatan saham perdananya (initial public offering/IPO) Selasa (29/10/2013) lalu, perusahaan yang tergabung dalam Unimech Group Sdn. Bhd. Malaysia itu menetapkan harga Rp220 per saham.
Pada perdagangan Rabu (30/10/2013), saham Arita naik 55 poin ke level Rp385 per saham. Bahkan, saham Arita sempat terkena autoreject akibat pergerakan sahamnya yang terlalu tinggi pada perdagangan hari pertamanya, Selasa (29/10/2013).
Arita menjadi perusahaan ke-26 yang melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun ini. Perusahaan tersebut sekaligus menjadi perusahaan ke-480 yang go public selama ini.
Arita mengalami kelebihan permintaan (oversubscribed) 21,6 kali dari total jumlah saham penjatahan terpusat (pooling) yang ditawarkan.