Bisnis.com, JAKARTA - Saham PT Arita Prima Indonesia Tbk. (APII) terkena autoreject akibat pergerakan saham yang terlalu tinggi.
Harga saham perusahaan distributor dan perdagangan valve dan fitting yang baru melantai di Bursa Efek Indonesia itu bergerak di level harga Rp330 per saham atau naik 50% pada perdagangan sesi I hari ini, Selasa (29/10/2013).
Dengan begitu, investor tidak dapat lagi menjual sahamnya di atas harga Rp330. Saham Arita sampai saat ini sudah diperdagangkan sebanyak 73.763 lot atau sekitar 36,88 juta lembar saham dengan total nilai transaksi sebesar Rp10,56 miliar.
Dalam aturan perdagangan BEI, untuk harga saham di bawah Rp200, maka perdagangan sahamnya akan dihentikan jika naik atau turun 35%.
Sementara itu, saham yang ada di kisaran harga Rp200 hingga Rp5.000 per saham sebesar 25%, dan di atas Rp 5.000 sebesar 20%.
Namun, ketentuannya berbeda untuk saham IPO, yaitu naik dua kali dari ketentuan normal di atas.
Perusahaan yang tergabung dalam Unimech Group Sdn. Bhd. Malaysia itu menetapkan harga penawaran umum (initial public offering/IPO) sebesar Rp220 per lembar saham dengan raupan dana Rp60,5 miliar.
Saham Arita sempat berfluktuasi di kisaran Rp240-Rp330 per saham sepanjang perdagangan sesi I hari ini.
Arita menjadi perusahaan ke-26 yang melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun ini. Perusahaan tersebut sekaligus menjadi perusahaan ke-480 yang go public selama ini.
Arita mengalami kelebihan permintaan (oversubscribed) 21,6 kali dari total jumlah saham penjatahan terpusat (pooling) yang ditawarkan.
Sebagaimana diberitakan, Arita melakukan pencatatan perdana saham (listing) di BEI, Selasa (29/10/2013).
"Oversubscribed 21,6 kali itu membuktikan saham APII diminati investor," ujar Direktur Keuangan Arita Prima Indonesia Hery Susanto di sela-sela pencatatan saham perdana, Selasa (29/12/2013).
Menurutnya, dana hasil IPO yang diperoleh akan digunakan Rp45,37 miliar atau 75% untuk tambahan modal kerja, seperti penambahan persediaan produk dan kantor cabang.
Sementara itu, raupan dana senilai Rp15,12 miliar atau 25% raupan dana lainnya akan digunakan untuk pembayaran sebagian utang bank jangka pendek yang jatuh tempo.