Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Minyak Lunglai di Perdagangan Asia

Bisnis.com, SINGAPURA  - Harga minyak melemah di perdagangan Asia pada Senin, di tengah meningkatnya kekhawatiran bahwa krisis anggaran AS bisa meruncing menjadi gagal bayar (default) utang yang menghancurkan dan memorakporandakan perekonomian global.

Bisnis.com, SINGAPURA  - Harga minyak melemah di perdagangan Asia pada Senin, di tengah meningkatnya kekhawatiran bahwa krisis anggaran AS bisa meruncing menjadi gagal bayar (default) utang yang menghancurkan dan memorakporandakan perekonomian global.

Kontrak utama New York, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman November turun 49 sen menjadi US$103,35  dalam perdagangan sore, sementara minyak mentah Brent North Sea untuk November turun 35 sen menjadi US$109,11.

Penutupan sebagian kegiatan (shutdown) pemerintah AS tampaknya akan memasuki hari ketujuh pada Senin, karena serangkaian pembicaraan maraton antara Demokrat dan Republik di Washington gagal mencapai resolusi untuk kebuntuan atas anggaran.

Menteri Keuangan AS Jack Lew pada Minggu (6/10/2013) memperingatkan bahwa Kongres "bermain dengan api" karena Partai Republik mengangkat ancaman gagal bayar (default) AS jika Presiden Barack Obama menolak untuk bernegosiasi tentang pengurangan pengeluaran.

Lew mengatakan Amerika Serikat akan kehabisan uang tunai pada 17 Oktober dan dengan hanya US$30 miliar  di tangan untuk memenuhi kewajiban yang dapat berjalan menjadi US$60 miliar per hari, dengan cepat akan terjadi gagal bayar.

Kekhawatiran berkembang bahwa "shutdown" bisa mengancam pemulihan ekonomi yang rapuh di AS, dengan beberapa analis menyatakan hal itu bisa mendorong ekonomi negara itu kembali ke resesi.

"Kedua belah pihak telah menjadi lebih bercokol di posisi mereka masing-masing, menyiratkan bahwa setiap kesepakatan tentang peningkatan plafon utang yang dibutuhkan pada 17 Oktober juga terlihat di luar dari jangkauan," kata bank Prancis Credit Agricole dalam sebuah catatan kepada investor yang ditulis AFP dan dikutip Antara.

"Pasar diperkirakan akan menjadi semakin gelisah selama beberapa hari mendatang menunjukkan peningkatan penghindaran risiko," tambahnya.

Mata juga tertuju pada Bank Sentral AS atau Federal Reserve AS, yang pada Rabu (9/10/2013) akan mengumumkan risalah dari pertemuan kebijakan pada September.

Risalah akan memberikan petunjuk tentang masa depan program stimulus bank sentral yang besar, yang telah terbukti memicu ekuitas global reli untuk sebagian besar tahun.

Baca juga: Shutdown Masih Berlaku, Harga Minyak WTI Turun Lagi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Martin Sihombing
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper