Bisnis.com, JAKARTA — Kurs tengah Bank Indonesia (BI) untuk nilai tukar Rupiah atas Dolar Amerika Serikat pekan depan diperkirakan bergerak di rentang Rp11.100 — Rp11.400.
Analis PT Brent Manajemen Investasi Ruben Kurniawan mengatakan konsentrasi isu di luar negeri saat ini lebih berpengaruh ketimbang stimulus yang dilakukan pemerintah. Pergerakan kurs pekan depan diproyeksi cukup sensitif dari hasil pembicaraan debt ceiling dan consumer sentiment di Amerika Serikat.
Tingkat belanja konsumen di AS periode September terperosok ke level 77,5, level terendah dalam 5 bulan terakhir bahkan lebih rendah dibandingkan dengan konsensus ekonom di level 78,0.
Padahal, belanja rumah tangga (household spending) AS bulan sebelumnya sempat naik 0,3 basis poin. Untuk itu, kekhawatiran belanja pemerintah AS diharapkan segera disepakati paling lambat 1 Oktober 2013.
“Khawatirnya, tidak jelasnya batas akhir debt ceiling memberikan sentimen negatif dan melemahnya Rupiah terhadap Dollar. Tapi, seperti pengalaman sebelumnya, seharusnya tidak ada masalah. Ini bukan pertama kalinya AS membicarakan pagu utang. Kami mematok base case kurs tengah Rupiah atas Dolar di level support Rp11.400,” kata Ruben, Minggu (28/9/2013).
Pekan ini, rupiah bergerak dengan tingkat volatilitas yang cukup tinggi pada kisaran Rp11.203—Rp11.488 per Dollar AS. Kepastian penyelesaian belanja pemerintah dan pagu utang itu akan membuka keran investasi pemodal asing di sejumlah negara, termasuk Indonesia.
