Bisnis.com, JAKARTA – Kepemilikan surat utang negara oleh asing bertambah sekitar Rp3 triliun per 18 September jika dibandingkan dengan Juni senilai Rp282,96 triliun ketika koreksi di pasar obligasi mulai terjadi.
Amir Dalimunthe, analis obligasi PT Danareksa Sekuritas, menuturkan masuknya dana asing ke pasar obligasi senilai Rp3 triliun dari posisi pada 16 September hingga 18 September kemungkinan besar disebabkan adanya ekspektasi the Fed batal mengurangi stimulusnya.
“Mereka [investor asing] mungkin ada yang menduga tappering tidak jadi, sehingga masuk duluan,” katanya, Kamis (19/9/2013).
Sementara itu, menurut analis PT Penilai Harga Efek Indonesia Fakhrul Aufa, capital inflow disebabkan adanya sentimen positif dari keputusan Bank Indonesia menaikkan suku bunga acuan menjadi 7,25%.
Sentimen negatif dari rencana the Fed mengurangi stimulus moneternya telah memicu kekhawatiran capital outflow oleh pihak asing dari pasar obligasi domestik serta memicu penurunan harga obligasi.
Bahkan, pemerintah telah menyiapkan sejumlah instrumen, salah satunya bond stabilization framework (BSF), guna mengantisipasi keluarnya dana asing dalam jumlah besar dari pasar surat utang negara.
Fakhrul meyakini dana asing akan mulai masuk kembali ke pasar surat utang domestik dengan keputusan the Fed melanjutkan stimulus monternya untuk melakukan pembelian obligasinya.
“Terlebih lagi yield [obligasi] Indonesia tinggi dan atraktif,” ujarnya. (ra)