Bisnis.com, JAKARTA—Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) turun ke level terendah dalam kurun hampir 4 pekan di tengah meredanya potensi serangan AS ke Suriah dan penantian pasar terhadap kebijakan bank sentral AS terkait pengetatan stimulus.
Penurunan harga minyak mentah berlanjut hingga hari ketiga. Menlu AS John Kerry terus melakukan upaya diplomasi soal suriah. Sementara itu, rapat bank sentral AS hari ini hingga besok diduga akan memangkas pembelian obligasi bulanan guna mendorong pertumbuhan ekonomi.
“Harga minyak mentah melemah setelah kondisi di Suriah tidak menjadi ancaman lagi,” ujar Tom Finlon, Direktur Energy Analytics Group LLC, Rabu (18/9/2013).
Menurutnya, banyak yang harus dipertimbangkan terkait pertemuan the Fed. Harga minyak WTI berpeluang untuk turun lagi dan bisa menuju ke level US$104 dalam jangka pendek.
WTI untuk pengiriman Oktober turun US$1,17 atau 1,1% menjadi US$105,42 per barel di bursa New York Mercantile Exchange sekaligus merupakan pembayaran terendah sejak 22 Agustus.
Volume seluruh kontrak tercatat 23% di atas rata-rata 100 hari pada pukul 15.44 waktu setempat atau pukul 02.44 WIB hari ini.
Minyak mentah Brent untuk pembayaran November turun US$1,88 atau 1,7% menjadi US$108,19 per barel di bursa ICE Futures Europe London. Volume kontrak tercatat 15% di atas rata-rata 100 hari.
Dengan demikian selisih harga minyak acuan Eropa terhadap WTI menipis jadi US$3,37 atau yang terdekat sejak 19 Agustus berdasarkan harga pembayaran.