Bisnis.com, JAKARTA—Paket kebijakan ekonomi pemerintah yang dinilai kurang konkret membuat pasar tetap ragu untuk melakukan aksi beli saham dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali melemah.
“Jujur, saya bingung dengan paket kebijakan ekonomi pemerintah. Kesannya malah seperti visi dan misi, tidak konkret mau ngapain,” ujar Satrio Utomo, Kepala Riset PT Universal Broker Indonesia, Senin (26/8/2013).
Menurutnya, hal itu membuat pelaku pasar masih ragu terhadap kondisi ekonomi di Indonesia, sehingga aksi beli masih minim untuk mengangkat indeks. Di sisi lain, Satrio setuju dengan langkah OJK dengan kebijakan buy back saham tanpa perlu RUPS.
“Kebijakan OJK tentang buy back tanpa RUPS bagus untuk saat ini. Hal itu mampu mendongkrak indeks. Namun sampai saat ini belum terlihat aksi buy back, mungkin masih menunggu bottom,” jelas Satrio.
Dia berharap indeks Dow Jones AS bisa kembali positif karena dapat membuka peluang adanya teknikal rebound. Menurutnya selama indeks regional Asia tidak mendapat pengaruh negatif dari rencana pengurangan stimulus AS, maka kemungkinan rebound masih ada.
Kiswoyo Adi Joe, analis PT Investa Saran Mandiri mengatakan saat ini investor asing masih menahan diri untuk membeli dan menunggu keluarnya data inflasi pada 2 September mendatang.
“Yang jadi perhatian adalah pernyataan Menteri Keuangan yang cenderung pesimis inflasi dapat ditekan di bawah 1%,” katanya kepada Bisnis, Senin (26/8/2013).
Namun di sisi lain, pelemahan rupiah dan anjloknya indeks merupakan momentum aksi beli bagi investor asing. Hal itu karena ketika investor menjual dolar AS menjadi rupiah, mereka akan untung, prospek memborong saham lebih besar setelah harga saham murah.