Bisnis.com, JAKARTA—Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) tercatat terus turun, setelah kenaikan beruntun selama sepekan.
Menurut chief market strategist dari CMC Markets Sidney, Michael McCharty, ada sejumlah alasan yang membuat pasar sangat berhati-hati belakangan ini.
Adapun pasokan minyak mentah diprediksi turun 1,25 juta barel ke posisi 359,2 juta minggu lalu.
Pasar juga masih menunggu hasil keputusan Federal Reserve (The Fed) pada pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) pada 22 Agustus.
Sementara itu, Libya mengumumkan keadaan force majeure untuk 4 pelabuhan minyak setelah aksi mogok kerja sejumlah aparat keamanan setempat.
Libya memproduksi 800.000 barel minyak per hari pada bulan lalu. Angka tersebut merupakan setengah dari produksi minyak mentah pada periode yang sama tahun lalu.
Kontrak WTI untuk pengiriman September diperdagangkan pada US$106,81 per barel, turun 0,27% pukul 11:59 WIB, pada hari ini, Selasa (20/8/2013) di New York Mercantile Exchange.
Adapun volume total transaksi ada di posisi 69% di bawah rerata 100 hari terakhir.
Sementara itu, Brent untuk pengiriman bulan Oktober turun 0,30% menjadi US$109,57 per barel di ICE Futures Europe Exchange London.