Bisnis.com, JAKARTA - Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) terombang-ambing setelah merangkak ke level tertinggi dalam 2 minggu.
WTI tercatat fluktuatif di New York. Komoditas tersebut mengakhiri kenaikan harga terlama sejak April akibat kekhawatiran pasar terhadap koflik Mesir yang bisa menggangu pasokan minyak Timur Tengah. Adapun BP Plc menyatakan, kemungkinan pihaknya akan mulai memindahkan para pekerja ke Teluk Mexico setelah badai mereda. Daerah tersebut dilanda badai tropis sepanjang akhir pekan lalu.
WTI untuk penyerahan bulan September, yang jatuh tempo besok, Selasa (20/8/2013), turun 0,11% menjadi US$107,35 per barel pada perdagangan elektronik di New York Mercantile Exchange pukul 9:03 WIB. Adapun volume keseluruhan transaksi berada pada kisaran 22% di atas rerata 100 hari terakhir. WTI mengakhiri bursa minggu lalu pada US$107,46 per barel, harga penutupan tertinggi sejak awal Agutus, sedangkan kontrak aktif untk penyerahan bulan Oktober turun 3 sen menjadi US$106,26 per barel.
Sementara itu, Brent untuk penyerahan Oktober naik 0,06% ke posisi US$110,47 per barel di ICE Futures Europe Exchange London.
Sepanjang Juli, WTI tercatat melonjak 8,8%, dan mencetak kenaikan tertinggi sejak Agustus tahun lalu. Hal tersebut terjadi akibat konflik Mesir yang terus berlanjut. Negara tersebut mengatur terusan pipa kilang minyak Suez dan Suez-Laut Mediterania. Menurut data Energy Information Administration AS, sekitar 4,52 juta barel minyak mentah dan murni melalui jalur tersebut setiap hari pada 2012.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
