Bisnis.com, JAKARTA - Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) mencatat peningkatan harga terlama sejak April setelah krisis politik di Mesir memicu kekhawatiran terganggunya pasok minyak dari Timur Tengah.
Nilai kontrak perdagangan berjangka naik 13 sen. Ribuan orang tumpah ke jalan-jalan di Mesir sejak kemarin untuk memprotes pembunuhan atas para pendukung presiden terguling Mesir, Mohammed Mursi. Sementrara itu, sejumlah perusahaan yang bergerak di sektor energi mulai mengevakuasi karyawannya dari anjungan kilang minyak di Teluk Meksiko akibat bencana badai.
“Kami melihat eskalasi krisis politik di Mesir jelas berdampak pada lonjakan harga minyak mentah di pasar,” ujar Rich Ilczyszyn, chief market strategist sekaligus pendiri perusahaan perdagangan komoditas, Iitrader.com di Chicago. Dia menambahkan di Teluk Meksiko potensi badai kian menguat sehingga membuat harga minyak naik.”
Harga minyak WTI untuk September bertengger di posisi US$107,46 per barel di bursa New York Mercantile Exchange sekaligus merupakan level tertinggi sejak 1 Agustus. Volume seluruh kontrak tercatat 1,5% di bawah rata-rata 100 hari pada pukul 14.52 waktu New York (18/8) atau pukul 13.00 WIB (19/8/2013). Kontrak naik 1,4% pekan ini dan untuk tahun 2013 naik 17%.
Brent untuk pengiriman Oktober naik 80 sen atau 0,7% dan berakhir di posisi US$110,40 per barel pada sesi penutupan perdagangan di bursa ICE Futures Europe, London. Sedangkan volume kontrak tercatat 6,2% di bawah rata-rata 100 hari. Premi Brent terhadap WTI mencapai US$3,11 berdasarkan kontrak Oktober untuk kedua jenis minyak mentah tersebut sebagaimana dikutip Bloomberg, Senin (19/8/2013).