Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Industri Media, Elang Mahkota Yakin Omzet Tumbuh 15%

Bisnis.com, JAKARTA - PT Elang Mahkota Teknologi Tbk optimistis pendapatan bisa tumbuh lebih dari 15% atau di atas pertumbuhan industri media pada semester pertama ataupun sampai akhir 2013.

Bisnis.com, JAKARTA - PT Elang Mahkota Teknologi Tbk optimistis pendapatan bisa tumbuh lebih dari 15% atau di atas pertumbuhan industri media pada semester pertama ataupun sampai akhir 2013.

Direktur Utama Elang Mahkota Sutanto Hartono memperkirakan pertumbuhan omzet divisi televisi non-langganan atau free to air (FTE) sesuai atau lebih dari pertumbuhan industri media yang sebesar 15%. Sementara itu, omzet divisi televisi berbayar (pay tv) bisa mencapai 30%-40% dari tahun lalu.

“Pertumbuhan FTE masih sangat sehat sekitar 15%, sedangkan pay tv bisa tumbuh 30%-40%. Secara total dengan seluruh divisi diharapkan omzet bisa naik lebih dari 15%,” ungkapnya kepada Bisnis, Jumat (16/8).

Sutanto menjelaskan pendapatan iklan anak usahanya yang menaungi dua stasiun televisi FTE PT Surya Citra Media Tbk mampu memberi kontribusi signifikan melalui sinergi konten baru yang inovatif.

Divisi pay tv Nexmedia juga masih memiliki peluang tumbuh lebih besar karena pangsa pasar penggunanya yang masih minim, yakni hanya 15% dari seluruh jumlah pemilik televisi di Indonesia.

Terlebih, perseroan mendapat hak siar atas 380 pertandingan sepak bola liga Inggris dalam Barclays Premier League (BPL). Hal itu, lanjutnya, akan berkontribusi cukup signifikan bagi pertumbuhan pendapatan.

“Beberapa divisi seperti rumah produksi dan outdoor advertising juga memberi kontribusi,” katanya.

Sebelumnya, perseroan mengumumkan masih melakukan penelaahan terbatas (limited review) oleh akuntan publik atas laporan keuangan tengah tahun 2013. Oleh karena itu, perseroan baru akan menyampaikan laporan keuangan pada akhir Agustus 2013.

Perusahaan media milik keluarga Sariaatmadja itu sebelumnya sempat merevisi capaian laba bersih dalam laporan keuangan 2012. Semula perseroan mengumumkan telah mengalami pertumbuhan laba mencapai 431% atau Rp3,23 triliun, namun kemudian direvisi menjadi hanya 30,5% atau 607,61 miliar.

Revisi dilakukan untuk menyesuaikan laporan keuangan dengan standar akuntansi internasional yang diakui. Dalam aturan pelaporan keuangan perusahaan memang terjadi perubahan bentuk standar audit dari semula bertitel pernyataan standar akuntansi keuangan (PSAK) menjadi international financial reporting standards (IFRS) yang diakui secara internasional.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Lavinda
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper