Bisnis.com, JAKARTA - Aksi go public dan right issue puluhan perusahaan pada 2013 diperkirakan bisa menambah kapitalisasi pasar di atas Rp30 triliun atau melebihi capaian tahun lalu.
Hoesen, Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI), menyampaikan aksi puluhan perusahaan yang melantai di bursa saham dan sejumlah emiten yang menawarkan saham baru (right issue) akan mampu menambah nilai kapitalisasi pasar jauh di atas Rp30 triliun, atau lebih tinggi dari capaian 2012 yang hanya Rp29 triliun.
“Kalau ditotal-total perkiraan sekitar Rp30 triliun, baik yang IPO [initial public offering] maupun right issue. Yang pasti lebih dari tahun lalu, tidak lebih buruk saja sudah bagus,” ujarnya, Sabtu (10/8/2013) .
Dia menyebutkan perolehan dana dari right issue terhitung lebih besar dibandingkan dengan raihan dana hasil IPO. Tambahan kapitalisasi pasar yang dimaksud belum memperhitungkan fluktuasi harga saham dan faktor eksternal lain.
Secara rinci, data BEI per 2 Agustus 2013 menunjukkan raihan dana atau fund raised yang berasal dari ekuitas pada tahun ini tercatat senilai Rp33 triliun. Nilai itu terdiri dari ekuitas hasil IPO Rp12,78 triliun, right issue Rp18,2 triliun, dan warrant Rp2,02 triliun.
Hoesen mengatakan pihaknya tidak memiliki target nilai kapitalisasi pasar yang harus dicapai sampai akhir tahun. Intinya, dia mengaku optimis perkembangan pasar modal tahun ini akan lebih baik dibandingkan tahun lalu.
“Kami tidak ada target soal itu [kapitalisasi pasar], tapi seharusnya sih positif, beberapa sektor akan naik lebih tinggi,” tuturnya.
Menurut dia, terdapat 11 perusahaan yang berpotensi melakukan IPO dalam waktu dekat. Sebanyak delapan perusahaan telah menggelar paparan publik atau mini expose, yakni PT Siloam Hospital, PT Link Net, PT Arita Prima Indonesia, PT Grand Kartech, PT Sido Muncul, PT Puradelta Lestari, PT Bank Index Selindo, PT Andira Agro.
Sisanya, tiga perusahaan yang sempat menunda niatnya melakukan IPO diperkirakan melanjutkan aksinya pada paruh kedua tahun ini, yakni PT PT Eka Sari Lorena, PT Batavia Prosperindo, dan PT Bank Muamalat.
“Perusahaan yang sudah IPO kan ada 24, di pipeline delapan perusahaan, yang lanjut IPO setelah menunda ada tiga, jadi total 35 perusahaan, itu pun belum sampai akhir tahun lho, bisa bertambah terus,” tuturnya.