Bisnis.com, JAKARTA— PT Monex Investindo Futures mengatakan apabila pertumbuhan ekspor dan impor China terus menguat seperti pada Juli 2013, maka akan bisa mendongkrak harga sejumlah komoditas dunia, termasuk dari Indonesia.
Kepala Riset PT Monex Investindo Futures, perusahaan pialang berjangka, Ariston Tjendra mengatakan sebagai negara sentra industri skala besar dunia, penguatan manufaktur tentunya akan memengaruhi tren harga komoditas di dunia, termasuk Indonesia.
Banyak perusahaan di sejumlah negara mengalihkan industrinya ke China. Untuk itu, China membutuhkan banyak bahan baku untuk proses manufakturnya yang diekspor ke dunia.
“Batubara, karet, timah, dan CPO [berpotensi terkerek harganya dengan penguatan manufakur China],” kata Ariston saat dihubungi melalui telepon genggamnya hari ini, Sabtu (10/8/2013).
Kenaikan harga sejumlah komoditas setelah badan statistik China mengumumkan pertumbuhan industri China pada minggu ini, ujarnya, merupakan reaksi positif pasar yang optimistis pasar China tidak lebih lambat seperti yang diperkirakan.
Dipaparkan, ujarnya, ekspor China pada Juli 2013 meningkat 5,1% dibandingkan periode sama tahun lalu. Impornya naik 10%.
Ariston mengatakan untuk penguatan harga komoditas secara berkepanjangan, memang mesti dilihat lebih dulu pertumbuhan sektor manufaktur China untuk Agustus dan selanjutnya.
“Apalagi [tahun ini] diproyeksikan pertumbuhan [ekonomi] China melambat dibandingkan [tahun lalu],” kata Ariston. (ltc)