Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bursa New York, Saham AS Kembali Terjatuh

Bisnis.com, NEW YORK - Saham AS jatuh untuk hari kedua akibat peritel mencatat kinerja yang mengecewakan investor, sementara itu data perdagangan  dipicu kekhawatiran Federal Reserve akan mulai mengurangi pembelian obligasi tahun ini. Euro menguat

Bisnis.com, NEW YORK - Saham AS jatuh untuk hari kedua akibat peritel mencatat kinerja yang mengecewakan investor, sementara itu data perdagangan  dipicu kekhawatiran Federal Reserve akan mulai mengurangi pembelian obligasi tahun ini. Euro menguat karena laporan mengisyaratkan ekonomi Eropa pulih.

The Standard & Poor 500 kehilangan 0,6% pada pukul 03:32 di New York, sementara itu Indeks Stoxx Europe 600 menghapus keuntungan sebelumnya untuk menutup 0,4%.

Treasury 10 tahun mengupas kerugian, dengan hasil naik satu basis poin pada 2,64%, karena Amerika Serikat menjual surat berharga 3 tahun US$ 32 miliar.

Euro menguat 0,4% menjadi US$ 1,3307 sementara itu dolar Australia naik 0,7% menjadi 89,88 sen AS. Minyak turun 1,2%, membalikkan keuntungan sebelumnya. Emas berjangka turun 1,5% untuk kekalahan beruntun keenam, kemerosotan terpanjang dalam 11 bulan.

Defisit perdagangan AS menyempit lebih dari perkiraan pada bulan Juni ke level terendah sejak Oktober 2009 karena impor minyak mentah menurun dan perusahaan-perusahaan Amerika mengirimkan barang lagi ke luar negeri, menyebabkan Goldman Sachs Group Inc dan Barclays Plc menaikkan perkiraan mereka atas pertumbuhan ekonomi pada kuartal kedua.

Dua pejabat Fed menunjukkan hari ini bahwa pengurangan stimulus bank sentral itu mungkin terjadi.

"Anda mempunyai pasar saham yang kembali ke level tertinggi sepanjang masa, sehingga tindakan Anda yang bijaksana adalah menjual harga tinggi dan membeli pada harga terendah, dan kami jauh dari posisi terendah," Tim Hartzell, yang membantu mengelola sekitar US$ 425 juta sebagai kepala investasi pada Sekuen Asset Management di Houston.

"Kita semua memiliki rasa takut di kuartal ketiga dan kuartal ketiga bisa menjadi jauh lebih stabil daripada kondisi jamak dari sebuah wawancara kerja yang mempolitisasi posisi Fed."

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Fatkhul-nonaktif
Editor : Fatkhul Maskur
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper