Bisnis.com, JAKARTA—Fitch Ratings telah memberi peringkat final untuk obligasi global perusahaan ritel PT Multipolar Tbk (MLPL), di 'B+' dengan Recovery Rating di 'RR4', yang diperkirakan menjadi strategi “gali lubang tutup lubang” perseroan.
Kiswoyo Adi Joe, Analis PT Investa Saran Mandiri mengatakan penetapan peringkat B+ menunjukkan obligasi global tersebut termasuk ke investment grade, dan menurutnya terdorong karena struktur kepemilikan Lippo yang solid.
“Namun jika dilihat, dari posisi utang kuartal I sebesar Rp3,5 triliun, maka hal itu tampaknya jadi strategi gali lubang tutup lubang perusahaan,” ujarnya kepada Bisnis, Kamis (1/8/2013
Menurutnya untuk obligasi global yang menggunakan nilai tukar dolar AS, maka bunga sebesar 9,75% tersebut sebenarnya tinggi. Kiswoyo memperkirakan hal itu bakal memberatkan setelah rupiah terus melemah.
Obligasi sejumlah US$200 juta dengan tingkat suku bunga 9,75% tersebut memiliki jatuh tempo pada 2018, yang diterbitkan oleh Pacific Emerald Pte Ltd dan dijamin oleh PT Multipolar Tbk dan anak perusahaan tertentu.
Dalam rilis, Fitch menyatakan pemeringkatan ini didasari diterimanya dokumentasi final yang sesuai dengan dokumentasi awal yang telah diterima. Peringkat final ini sesuai dengan peringkat ekspektasi yang diberikan pada 11 Juli 2013.
Multipolar akan menggunakan 85% dari hasil bersih penerbitan obligasi untuk refinancing pinjaman bank saat ini sementara sisanya akan digunakan sebagai cadangan untuk pembayaran utang dan keperluan umum perusahaan lainnya.
Faktor-faktor pendukung peringkat antara lain struktur subordinasi yang mencerminkan struktur perusahaan dan ketergantungan yang tinggi akan dividen. Meskipun demikian, Fitch mengakui posisi pasar grup yang kuat di dalam sektor ritel Indonesia, yang didukung oleh kondisi makroekonomi yang baik.
Struktur perusahaan memperlihatkan arus kas yang tersubordinasi terhadap kewajiban yang terdapat dalam anak perusahaan yang beroperasi, terutama PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA) dan PT Matahari Department Store Tbk (MDS), yang keduanya berkontribusi lebih dari 50% terhadap arus kas Multipolar.
Namun di sisi lain, dengan demikian kapasitas Multipolar dalam memenuhi kewajibannya akan bergantung pada kemampuan MPPA dan MDS untuk terus membagikan dividen.
Selain itu biaya tetap yang tinggi, meskipun MPPA dan MDS memiliki kemampuan yang tinggi dalam menghasilkan arus kas dan memiliki rasio hutang yang moderat, juga strategi kedua perusahaan untuk menyewa tempat ritel.
Hal itu memberi tekanan terhadap resiko penaikan harga sewa sehingga menyebabkan profil kreditnya menjadi lebih lemah dibandingkan perusahaan lain yang memiliki properti sendiri.
Fitch menganggap fleksibilitas MPPA untuk membayar dividen dibatasi oleh fleksibilitas keuangannya yang terbatas, seperti tercermin dari rasio kemampuan membayar beban tetap di bawah 2x.
Lebih lanjut, likuiditas Multipolar yang cukup membuat Fitch berekspektasi perseoran dapat memelihara profil likuiditas yang cukup, yang didukung oleh stabilitas pendapatan dari anak perusahaan yang dimiliki seluruhnya, dan arus dividen yang konsisten dari MPPA dan MDS.
Fitch percaya bahwa dalam situasi yang mendesak, Multipolar akan memiliki akses terhadap likuiditas tambahan lewat penjualan kepemilikan sahamnya di MPPA atau MDS.