Bisnis.com, JAKARTA – Rencana pemerintah yang akan meratifikasi Kerangka Kerja Pengendalian Tembakau (Framework Convention on Tobacco Control/FCTC) ternyata tidak mengancam stabilitas harga saham sektor rokok pada semester I/2013.
Analis Saham Sektor Rokok Samuel Securities Joseph Pangaribuan menilai kinerja saham rokok di semester I/2013 cukup stabil karena cukai rokok tidak banyak naik dan harga bahan baku tahun ini lebih dari rendah dibanding tahun lalu.
Meski pun demikian, Joseph mengimbau agar para investor tetap waspada dan menahan transaksi dalam jangka pendek hingga peraturan pemerintah mengenai ratifikasi tembakau selesai disusun.
“Secara fundamental tidak ada masalah selama pasar tidak berspekulasi dengan kebijakan pemerintah,” jelasnya kepada Bisnis hari ini, Senin (29/7/2013).
Joseph menambahkan hal yang paling dikhawatirkan adalah jika kebijakan pemerintah berkutat pada pembatasan produksi rokok kretek, padahal 90% produk perusahaan rokok di Indonesia adalah kretek. Jika hal itu benar-benar terjadi, maka kondisi saham rokok harus diawasi, karena akan berimbas pada jumlah produksi perusahaan rokok.
“Selain itu pasti akan ada penyesuaian dan kemungkinan masuknya rokok-rokok ilegal,” imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel