Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penjualan Unilever Meleset di Kuartal II

Bisnis.com, LONDON – Target penjualan Unilever (UNA) meleset dari estimasi awal pada kuartal II tahun ini. Selain itu, pembuat barang konsumer terbesar kedua di dunia itu juga mengalami perlambatan pertumbuhan di pasar negara berkembang.

Bisnis.com, LONDON – Target penjualan Unilever (UNA) meleset dari estimasi awal pada kuartal II tahun ini. Selain itu, pembuat barang konsumer terbesar kedua di dunia itu juga mengalami perlambatan pertumbuhan di pasar negara berkembang.

Perwakilan dari Unilever menjelaskan pendapatan pokok mereka naik 5% pada kuartal yang berakhir 30 Juni ini. Hal itu jatuh di bawah rata-rata estimasi yang diperkirakan oleh 14 analis dari survei yang dilakukan Bloomberg sebesar  5,3%.

“Pertumbuhan melambat di pasar negara berkembang, dengan kondisi makro-ekonomi yang memengaruhi perilaku konsumen," kata Unilever yang dilansir Bloomberg, Kamis (25/7/2013).

Meski demikian, volume barang yang dijual Unilever kuartal pada kali ini memenuhi perkiraan dengan kenaikan 3%. Pertumbuhan penjualan itu didukung oleh efek akusisi, pelepasan dan fluktuasi mata uang.

Awal bulan ini, Unilever menghabiskan 2,45 miliar euro (US$3,2 miliar) unruk meningkatkan saham anak perusahaan di India dari 52% menjadi 67%.

Sementara itu, margin usaha inti yang merupakan ukuran profitabilitas mengembang sebesar 40 basis poin menjadi 14% pada semester pertama.

Unilever juga mengalami perubahan harga saham menjadi 30,96 euro pada perdagangan di Amsterdam, Rabu (24/7) waktu setempat.

Unilever merupakan perusahaan yang berbasis di London dan Rotterdam dan menjadi salah satu perusahaan konsumer yang mengalami penurunan permintaan konsumen pada saat resesi yang mendera Eropa.

Hal tersebut juga dialami industri serupa seperti Nestle SA (NESN) dan Coca-Cola Co (KO) yang juga mengalami penuruhan ekspansi ekonomi dalam pengembangan pasar di negara berkembang seperti Brazil dan India.  (ra)

 

 

 

Unilever Sales Growth Hurt as Emerging Markets Slow

Unilever (UNA), the world’s second-biggest consumer-goods maker, reported second-quarter sales that missed estimates and said growth is slowing in emerging markets.

 So-called underlying revenue rose 5 percent in the quarter ended June 30, the maker of Lipton tea said today in a statement. That fell short of the average estimate of 14 analysts polled by Bloomberg for a 5.3 percent increase.

London- and Rotterdam-based Unilever is among consumer-goods companies grappling with declining consumer demand in recession-wracked Europe. Along with industry peers such as Nestle SA (NESN) and Coca-Cola Co. (KO), it also faces weaker economic expansion in developing markets such as Brazil and India.

“Growth is slowing in emerging markets, as macro-economic headwinds influence consumer behavior,” Unilever said today.

The volume of goods sold rose 3 percent in the quarter, meeting estimates.

Underlying sales growth excludes the effect of acquisitions, disposals and currency fluctuations.

Earlier this month, Unilever spent 2.45 billion euros ($3.2 billion) to boost its holding in its Indian subsidiary to 67 percent from 52 percent.

The core operating margin, a measure of profitability, widened by 40 basis points to 14 percent in the first half.

Unilever was little changed at 30.96 euros yesterday in Amsterdam trading.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rustam Agus
Sumber : Newswire

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper