Bisnis.com, CHICAGO—Harga jagung turun ke level terendah pada bulan ini karena tanda-tanda pasokan global yang mencukupi, setelah petani AS rebound dari kekeringan tahun lalu dengan mencatat rekor penanaman 2013.
Departemen Pertanian AS (USDA) mengatakan, stok jagung di AS, produsen top dunia, akan lebih dari dua kali lipat menjadi 1,95 miliar bushel pada awal panen 2014. Adapun USDA juga mengurangi prospek untuk permintaan global.
Damien Courvalin, seorang analis Goldman Sachs Group Inc di New York mengatakan, pasar terus mengharapkan pemulihan yang signifikan dalam produksi jagung AS dan juga harga yang lebih rendah pada semester kedua 2013.
"Harapan untuk harga yang lebih rendah juga mencerminkan pasar sudah menyadari panen besar di Amerika Selatan dan pelemahan dalam permintaan global pada saat ini," ujarnya seperti dikutip di Bloomberg, Sabtu (13/7/2013).
Nilai jagung berjangka untuk pengiriman Desember, setelah panen, turun 3,4% menjadi US$5,09 per bushel pada Sabtu pukul 13.15 di Chicago Board of Trade, penurunan terbesar untuk kontrak teraktif sejak 28 Juni.
Sepanjang minggu lalu, harga naik 3,7% di tengah kekhawatiran sebelumnya bahwa cuaca hangat di bagian Amerika Serikat bisa mengganggu tanaman. Tahun lalu, jagung reli ke rekor US$8,49 pada Agustus, setelah kekeringan memangkas produksi hingga 13%.