Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Minyak WTI Terdongkrak Kekhawatiran Krisis Mesir

BISNIS.COM, NEW YORK - Harga minyak naik pada Selasa (Rabu pagi WIB), didorong berlanjutnya kekhawatiran bahwa krisis politik di Mesir bisa mengganggu pasokan minyak dari Timur Tengah.

BISNIS.COM, NEW YORK - Harga minyak naik pada Selasa (Rabu pagi WIB), didorong berlanjutnya kekhawatiran bahwa krisis politik di Mesir bisa mengganggu pasokan minyak dari Timur Tengah.

Minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Agustus mencapai tingkat tertinggi sejak Mei 2012, melompat  US$1,61 menjadi ditutup pada US$99,60 per barel di New York Mercantile Exchange.

Di perdagangan London, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Agustus naik 1,0 dolar AS menjadi menetap di US$104,00 per barel.

Pasar secara cermat memantau situasi Mesir di tengah mobilisasi rakyat menentang Presiden Mohamed Moursi setelah ia diberikan ultimatum oleh tentara untuk menyetujui "tuntutan rakyat" atau menghadapi solusi yang dipaksakan.

Bentrokan pecah pada Rabu antara kelompok pendukung dan penentang Presiden Moursi. Beberapa pejabat teras pemerintahan Moursi telah mengundurkan diri dalam beberapa hari terakhir ini.

Krisis telah menghidupkan kembali kekhawatiran tentang terganggunya pasokan minyak, kata Andy Lebow, wakil presiden senior derivatif energi pada Jefferies Bache. Ini termasuk Terusan Suez dan Sumed Pipeline, yang berjalan melalui Mesir dan memiliki kapasitas untuk kapal sekitar 2,5 juta barel minyak per hari, atau sekitar 2,7 persen dari konsumsi harian global.

Selain itu, ada juga risiko perselisihan di Mesir yang bisa menyebar ke negara-negara lain, kata Lebow.

"Pasar khawatir bahwa mungkin karena situasi makin berantakan, itu akan mengguncang sebuah wilayah yang sudah tidak stabil," kata Lebow.

"Banyaknya masalah dengan Timur Tengah telah mempertahankan tekanan pada pasar," kata Carl Larry, analis pada pandangan Oil Outlooks & Opinions.

Sementara itu, data ekonomi positif AS meningkatkan harapan untuk permintaan energi lebih kuat di konsumen minyak mentah terbesar dunia itu, kata para analis.

Lembaga riset Institute for Supply Management (ISM) pada Senin mengatakan indeks pembelian manajer (PMI) untuk aktivitas manufaktur AS naik menjadi 50,9 pada Juni, dari 49 pada Mei. Dari 18 industri manufaktur yang disurvei, 12 melaporkan pertumbuhan.

Sementara itu, pesanan baru untuk barang manufaktur naik 2,1% pada Mei, Departemen Perdagangan mengatakan, Selasa. Angka ini berada di atas ekspektasi untuk kenaikan 2,0%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : News Editor
Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper