Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

HP ANALYTICS: IHSG Diperkirakan Bergerak di Level 4.713-4.848

BISNIS.COM, JAKARTA--Henan Putihrai Analytics memperkirakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada hari ini, Selasa (2/7/2013) bergerak di kisaran 4.713 – 4.848.

BISNIS.COM, JAKARTA--Henan Putihrai Analytics memperkirakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada hari ini, Selasa (2/7/2013) bergerak di kisaran 4.713 – 4.848.

Pada pembukaan perdagangan pagi ini, saham Jepang kembali dibuka menguat. Hal ini dipicu oleh data manufaktur Amerika, adanya sinyal perbaikan pada sebagian besar negara di Zona Eropa, dan juga melemahnya nilai tukar Yen terhadap Dolar AS.

Indeks bursa saham gabungan Wall Street kembali menguat pada perdagangan Senin (1/7/2013). Penguatan itu dipicu oleh dirilisnya data manufaktur Amerika oleh Institute for Supply Management yang menunjukan adanya penguatan dari 49 pada Mei menjadi 50.9 pada Juni.

Hasil tersebut juga berada di atas estimasi yang memperkirakan indeks manufaktur Amerika berada pada level 50,6. Dengan adanya perbaikan tersebut menunjukan industri manufaktur Amerika pada Juni berada pada fase ekpansi dengan indeks di atas 50.

Selain data manufaktur, ISM juga merilis beberapa data Ekonomi lainnya seperti ISM’s new-orders yang menguat dari 48.8 menjadi 51,9. Selain itu, production index melonjak dari 49,6 menjadi 53,4 pada Juni.

Di sisi lain, indeks bursa saham gabungan Eropa juga mengalami penguatan yang dipicu oleh data manufaktur Zona Eropa dan juga Amerika. Data manufaktur Eropa menunjukan penguatan dengan menyentuh level 48.8 pada Juni, yang merupakan level tertingginya dalam 16 bulan terakhir.

Dari seluruh negara yang dilibatkan dalam survey tersebut, hanya PMI Jerman yang mengalami penurunan yaitu dari level 48.7 menjadi 48.6.

Dolar AS kembali menguat terhadap Yen, terlebih setelah data ekonomi menunjukan adanya perbaikan pada industri manufaktur Amerika.

Disisi lain, sebagian besar bursa saham Asia ditutup melemah pada perdagangan kemarin, Senin (1/7/2013). Pelemahan itu dipicu oleh adanya pelambatan pada aktivitas manufaktur China, Korea Selatan, dan Taiwan, sehingga kembali memicu kekhawatiran terhadap kondisi terkini perekonomian negara-negara tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Nurbaiti
Editor : Nurbaiti
Sumber : HP Analytics
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper