BISNIS.COM, JAKARTA- Perusahaan multinasional penghasil petrokimia, tekstil, dan garmen PT Polychem Indonesia Tbk (ADMG) mematok target yang cenderung pesimistis dengan membidik perolehan penjualan sepanjang tahun ini US$450 juta ekuivalen Rp4,5 triliun.
Target penjualan tersebut lebih rendah dibandingkan dengan realisasi penjualan tahun sebelumnya US$487 juta setara dengan Rp4,8 triliun.
Richard Tursadi, Sekretaris Perusahaan Polychem Indonesia, mengemukakan perlambatan ekonomi di China, yang merupakan pasar ekspor terbesar perseroan, diperkirakan bakal menekan penjualan tahun ini.
"Belum lagi peningkatan harga raw material [bahan baku] seperti minyak bumi akan membuat kami meevisi budget pembelian bahan baku. Belum lagi kondisi perekonomian China yang masih sulit diprediksi dan itu tadi [raw materal] yang terus berfluktuasi," ujarnya seusai rapat umum pemegang saham perseroan, Jum'at (28/6/2013).
Dia menambahkan kendati perseroan memasang target US$450 juta yang lebih rendah dari tahun lalu, penjualan masih berpotensi lebih tinggi jika situasi perekenomian China serta harga bahan baku lebih stabil pada semester II/2013.
Dalam perkembangan lain, perseroan segera mengoperasikan pabrik ethylene glycol di Merak, Banten pada awal kuartal IV/2013 yang menyerap investasi US$17,5 juta seiring dengan upaya perseroan menggenjot tingkat produksi segmen petrokimia.