BISNIS.COM, NEW YORK--Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) diperdagangkan mendekati harga tertinggi dalam seminggu di tengah spekulasi Federal Reserve AS akan mempertahankan stimulus setelah sebuah laporan menunjukkan pertumbuhan AS lebih lambat dari perkiraan.
Perdagangan WTI berjangka berayun antara keuntungan dan kerugian di New York setelah naik 18 sen kemarin saat AS merevisi lebih rendah untuk pertumbuhan ekonomi kuartal pertama.
Persediaan minyak mentah AS naik sebesar 18.000 barel pekan lalu, seperti diungkapkan Administrasi Informasi Energi.
Stok minyak diproyeksikan menurun sebesar 1,75 juta barel, menurut survei Bloomberg News. Bensin dan distilat bahan bakar, satu kategori yang mencakup minyak pemanas dan solar, juga meningkat, kata EIA (Energy Information Administration).
WTI untuk pengiriman Agustus berada di US$95,46 per barel, turun 4 sen, dalam perdagangan elektronik di New York Mercantile Exchange pada pukul 09:47 waktu Sydney atau 06.47 WIB (27/6/2013).
Volume semua perdagangan berjangka yang 73% di bawah rata-rata 100 hari. Kontrak naik 0,2% menjadi US$95,50 kemarin, penutupan tertinggi sejak 19 Juni.
Brent untuk pengiriman Agustus naik 40 sen menjadi US$101,66 per barel di ICE Futures Europe exchange yang berbasis di London kemarin.