BISNIS.COM, JAKARTA— Harga saham AS anjlok sehingga menggiring Indeks Standard & Poor's 500 ke level terendah dalam sembilan pekan.
Pasar ekuitas China dilaporkan lesu di tengah kekhawatiran karena kesulitan likuiditas yang dialami perbankan negara itu akan mengganggu pertumbuhan.
Sementara itu para investor masih memperhitungkan dampak kemungkinan pengurangan stimulus oleh bank sentral AS.
Saham Bank of America Corp. dan Citigroup Inc. melemah 3,1% dan saham sejumlah bank lainnya ikut melemah. Saham Apple Inc. turun 2,7% setelah Jefferies & Co. menurunkan target harga saham akibat banyaknya iPhones yang tidak laku di pasar.
Saham Allergan (AGN) Inc. terpuruk 12% sebagaimana diprediksi para analis. Sedangkan saham Vanguard Health Systems Inc. menanjak 67% setelah perusahaan itu setuju untuk dibeli Tenet Healthcare Corp. senilai US$1,8 miliar.
Indeks S&P 500 (SPX) merosot 1,2% ke posisi 1.573,09 pada pukul 16:00 waktu New York atau pukul 03:00 WIB sekaligus merupakan posisi terendah sejak 22 April. Dow Jones Industrial Average tergelincir 139,84 poin atau 0,9% menjadi 14.659,56. Sekitar 8,5 miliar saham dijual di bursa AS atau sekitar 32% di atas rerata tiga bulan.
“Secara domestik terjadi perbaikan berkelanjutan data perekonomian, namun lebih luas lagi secara makro isu kebijakan bank sentral AS masih menghantui karena khawatir dengan kelayakan pendapatan. Sementara itu isu internasionalnya adalah mempertimbangkan perbaikan kondisi ekonomi domestik,” ujar Eric Teal, Chief Investment officer First Citizens BancShares Inc., yang mengelola aset senilai US$5 miliar di North Carolina.
Menurutnya, sebagaimana dikutip Bloomberg, Selasa (25/6/2013), pasar akan memperkuat posisi ekuitas demi keuntungan per tahun yang lebih besar.