BISNIS.COM, KUALA LUMPUR—Harga kedelai jatuh sebagai penurunan mingguan kedua, pada spekulasi bahwa naiknya suku bunga di China mungkin menghambat pertumbuhan ekonomi dan memperlambat laju permintaan dari pembeli terbesar dunia tersebut.
Adapun harga kedelai untuk pengiriman November turun sebanyak 0,6% menjadi US$12,7775 per bushel di Chicago Board of Trade, dan berada di US$12,795 pada pukul 11.23 di Singapura. Nilai kontrak menuju penurunan 1,4% minggu ini setelah anjlok 2,4% pada periode 5 hari sebelumnya.
Suku bunga kredit antar bank melonjak di China minggu ini karena krisis uang tunai, di tengah memudarnya keyakinan tentang prospek ekonomi terbesar kedua di dunia. Tingkat suku bunga berubah setelah otoritas moneter dikabarkan telah membuat dana tersedia untuk para pemberi pinjaman.
Sementara itu, data Departemen Pertanian AS menunjukkan, total penjualan ekspor kedelai AS bersih turun 66% menjadi 161.113 ton pada pekan yang berakhir 13 Juni dari minggu sebelumnya.
"Kegiatan ekonomi China yang melemah menimbulkan kekhawatiran bagi perlambatan dalam permintaan impor biji minyak tahun ini, yang pada gilirannya akan menekan harga," ujar Luke Mathews, ahli strategi di Commonwealth Bank of Australia seperti dikutip di Bloomberg, Jumat (21/6).
Lebih lanjut, Goldman Sachs Group Inc, Morgan Stanley dan UBS AG telah menurunkan perkiraan pertumbuhan 2013 mereka untuk China setelah jumlah produksi dan ekspor industri di negara itu melambat.