Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

HARGA KARET: Turun, Data Manufaktur China Buruk

BISNIS.COM, TOKYO—Nilai karet turun karena data menunjukkan manufaktur China menyusut pada kecepatan yang lebih cepat di bulan ini, meningkatkan kekhawatiran bahwa permintaan dari konsumen terbesar tersebut mungkin melemah.

BISNIS.COM, TOKYO—Nilai karet turun karena data menunjukkan manufaktur China menyusut pada kecepatan yang lebih cepat di bulan ini, meningkatkan kekhawatiran bahwa permintaan dari konsumen terbesar tersebut mungkin melemah.

Adapun nilai kontrak untuk pengiriman November di Tokyo Commodity Exchange turun sebanyak 0,8% menjadi 235,3 yen per kilogram (US$2.434 per ton) dan berada di 235,8 yen pada pukul 11.40 waktu Tokyo. Nilai kontrak memperpanjang penurunan untuk tahun ini menjadi 22%.

Sementara itu pembacaan awal  untuk Indeks Manajer Pembelian yang dirilis oleh HSBC Holdings Plc dan Markit Economics adalah sebesar 48,3 poin, lebih rendah dibandingkan dengan 49,1 poin dari estimasi rerata dari 15 ekonom dalam survei Bloomberg News. Pembacaan akhir untuk bulan Mei sebesar 49,2, adalah yang pertama di bawah 50 sejak Oktober, mengindikasikan adanya perlambatan.

Data tersebut ini menambah bukti bahwa pertumbuhan China yang melambat untuk kuartal kedua setelah ekspor. Menurut International Rubber Study Group, China mengkonsumsi 3,85 juta ton karet alam tahun lalu, mewakili 34% dari konsumsi global.

Lebih lanjut, nilai kontrak untuk pengiriman September di Shanghai Futures Exchange menurun 2,4% menjadi 17.865 yuan (US$2.915) per ton. Sedangkan menurut Institut Penelitian Karet Thailand, harga karet free on board negara tersebut naik 1,2% menjadi 86,50 baht (US$2,80) per kilogram pada Rabu lalu. (Bloomberg)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Giras Pasopati
Editor : Ismail Fahmi
Sumber : Newswire
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper