BISNIS.COM, SINGAPURA—Harga jagung menurun dari level tertinggi dalam lebih dari 2 bulan pada kekhawatiran bahwa penguatan dolar akan mengurangi permintaan untuk pasokan dari AS, penanam terbesar di dunia.
Harga jagung untuk pengiriman Desember, setelah panen AS, merosot sebanyak 1,3% menjadi US$5,63 per bushel di Chicago Board of Trade, dan berada di US$5,635 pada Kamis lalu pukul 13.33 di Singapura pada volume 23% di atas rata-rata 100 hari.
Adapun nilai kontrak menetap di US$5,705 kemarin, penutupan tertinggi sejak 27 Maret di tengah spekulasi bahwa hujan dan cuaca dingin selama April dan Mei mengurangi potensi hasil tanam AS.
Menurut survei Bloomberg penjualan ekspor jagung AS untuk pengiriman pada tahun yang berakhir 31 Agustus mungkin mencapai antara 50.000 sampai 150.000 ton pada pekan yang berakhir 13 Juni 2013, turun dari 171.434 ton tahun sebelumnya.
Sementara itu, Dollar Index, yang membandingkan dolar AS dengan 6 mata uang utama, naik 0,2% menjadi 81,581 setelah naik 1% kemarin, yang terbesar sejak 9 Mei. Indeks tersebut telah naik 2,3% tahun ini, membuat impor dari AS mahal bagi pemegang mata uang lainnya.