BISNIS.COM, SINGAPURA—Harga gandum naik untuk pertama kalinya dalam 3 hari karena kekhawatiran bahwa hujan di beberapa wilayah AS, eksportir terbesar di dunia, lebih lanjut akan menunda panen yang lebih lambat dari tahun lalu.
Kontrak untuk pengiriman September naik 0,8% menjadi US$6,93 per bushel di Chicago Board of Trade pada Selasa lalu pukul 10.03 di Singapura dengan volume perdagangan 25% di bawah rata-rata 100-hari. Nilai kontrak jatuh 0,9% dalam 2 sesi kemarin.
Departemen Pertanian AS (USDA) mengatakan, sekitar 11% dari tanaman gandum musim dingin yang dikumpulkan pada 16 Juni, yang waktu panennya 51% lebih lambat dari tahun lalu dengan rata-rata 25% dalam 5 tahun sebelumnya.
DTN mengatakan dalam sebuah laporan, hujan yang datang terlambat dapat menunda panen. Adapun wilayah pertanian AS telah terpukul tahun lalu oleh kekeringan terburuk sejak 1930-an.
Luke Mathews, analis komoditas di Commonwealth Bank of Australia mengatakan, masa panen yang lebih lambat dari normal saat ini menciptakan beberapa dukungan harga untuk waktu yang dekat.
Harga jagung untuk pengiriman Desember naik sebanyak 0,5% menjadi US$5,41 per bushel di Chicago, sebelum diperdagangkan di US$5,4075. Sementara nilai kedelai untuk pengiriman November naik 0,7% menjadi US$12,9475 per bushel. (Bloomberg)