BISNIS.COM, JAKARTA—Di tengah kekhawatiran banyak pihak terkait pelemahan rupiah yang terjadi saat ini, sejumlah perusahaan tambang yang mayoritas mengekspor produknya justru diuntungkan dengan kejadian itu.
Sekretaris Perusahaan PT Harum Energy Tbk (HRUM) Alexandra Mira Sukmawati mengatakan dampaknya terhadap HRUM tidak terlalu besar mengingat seluruh penjualan perseroan dalam dollar AS dan sebagian besar biaya perseroan juga dalam dollar AS.
“Laporan keuangan kami juga dalam mata uang USD. Biaya perseroan yang dalam Rupiah tidak lebih dari 10% dari total biaya. Jadi, ada kemungkinan pencatatan laba dari selisih kurs akibat melemahnya Rupiah terhadap Dollar AS,” ujarnya dalam pesan singkatnya kepada Bisnis, Kamis (13/6/2013).
Senada dengan HRUM, Sekretaris Perusahaan PT Adaro Energy Tbk (ADRO) Devindra Ratzarwin mengatakan pelemahan Rupiah terhadap dollar AS tidak berdampak terhadap perseroan karena mayoritas pendapatan dan pengeluaran ADRO juga dalam dollar AS (natural hedging).
Sementara itu, bagi perusahaan seperti PT Bukit Asam Tbk (PTBA) yang 44% produknya dijual ke domestik, mengakui bahwa ada potensi tambahan pendapatan dari lemahnya Rupiah.
Untuk diketahui, dari total penjualan PTBA sepanjang kuartal I/2013 sebesar Rp2,777 triliun, ekspornya mencapai Rp1,569 triliun, sedangkan domestiknya Rp1,207 triliun.
Sekretaris Perusahaan PTBA Joko Pramono mengatakan memang pada kuartal I/2013, porsi ekspor lebih banyak daripada domestik yaitu hingga 56%.
Di kuartal I penjualan 56% ekspor, dengan demikian nilai perolehan kami lebih besar karena melemahnya nilai tukar kita. Ke depannya dari sisi pendapatan akan meningkat [akibat pelemahan Rupiah], tapi secara pasti kami belum bisa proyeksikan angkanya,” ujarnya.
Secara terpisah, Sekretaris Perusahaan PT Timah Tbk (TINS) Agung Nugroho juga mengatakan hal senada. “Sebagai perusahaan eksportir, tentu pelemahan Rupiah akan menambah pendapatan perseroan.”