BISNIS.COM, KUALA LUMPUR—Harga gandum merosot setelah Australia, eksportir keempat terbesar di dunia meningkatkan perkiraan produksi, menyusul hujan yang meningkatkan kelembaban tanah dan menambah pasokan global. Begitu pun nilai jagung juga merosot.
Gandum untuk pengiriman Juli turun sebanyak 0,5% menjadi US$6,93 per bushel di Chicago Board of Trade, sebelum diperdagangkan di level US$6,94 pada Rabu (12/6/2013) pukul 09.17 waktu Singapura.
Australian Bureau of Agricultural and Resource Economics and Sciences menyatakan produksi ditargetkan mencapai 25,4 juta ton pada 2013-2014 dari 24,9 juta ton yang diperkirakan pada bulan Maret dan 22,1 juta ton di tahun sebelumnya. Ekspor bisa menurun dari 20,1 juta ton menjadi 19,6 juta ton dalam setahun mulai 1 Oktober.
Wilayah timur Australia diperkirakan mengalami musim dingin yang lebih basah dari tingkat normal, sehingga meningkatkan prospek untuk produksi setelah beberapa petani mulai melakukan penanaman ke area tanah yang kering.
Michael Pitts, Direktur Penjualan Komoditas National Australia Bank Ltd mengatakan fokus terkuat saat ini adalah pada laporan Departemen Pertanian AS tentang tanaman global yang akan dirilis hari ini pukul 12.00 di Washington.
“Banyak orang di pasar memperkirakan areal jagung akan turun 3 juta-3.5 juta hektar dan areal kedelai meningkat sekitar 1 juta hektar,” tutur Pitts seperti dikutip di Bloomberg pada Rabu (12/6/2013).
Adapun nilai jagung untuk pengiriman Desember turun 0,3% menjadi US$5,4925 per bushel. Sementara itu, harga kedelai untuk pengiriman November sedikit berubah ke level US$13,25 per bushel.