Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

HARGA JAGUNG Jatuh Akibat Kondisi Tanam di AS Membaik

BISNIS.COM, KUALA LUMPUR—Harga jagung jatuh setelah sebuah laporan pemerintah menunjukkan penanaman di AS hampir selesai di tengah cuaca yang lebih kering, disinyalir dapat memperbaiki kondisi penanaman.

BISNIS.COM, KUALA LUMPUR—Harga jagung jatuh setelah sebuah laporan pemerintah menunjukkan penanaman di AS hampir selesai di tengah cuaca yang lebih kering, disinyalir dapat memperbaiki kondisi penanaman.

Nilai jagung untuk pengiriman Desember turun sebanyak 0,8% menjadi US$5,4175 per bushel di Chicago Board of Trade, sebelum diperdagangkan pada US$5,43 pada pukul 09.50 waktu Singapura.

Adapun, nilai kontrak telah turun paling rendah dalam 5 minggu kemarin di tengah spekulasi bahwa cuaca panas, kering di Midwest AS akan meningkatkan prospek tanaman setelah hujan lebat menunda penanaman musim semi.

Membaiknya kondisi cuaca di Midwest untuk akhir penanaman dan pengembangan tanaman telah diperkirakan oleh DTN dalam laporan kemarin. Data Departemen Pertanian AS (USDA) menunjukkan, sekitar 95% jagung ditanam di daerah perkembangan utama pada 9 Juni, lebih banyak dibandingkan dengan rata-rata 5 tahun sebesar 98%.

Luke Mathews, seorang analis komoditas di Commonwealth Bank of Australia (CBA) mengatakan, data USDA dapat ‘mempertahankan’ suasana bearish. USDA menunjukkan bahwa AS penanaman jagung sampai 95% yang selesai pekan lalu menjadi hanya 3 poin dari kecepatan penanaman normal.

“Tarif terus meningkat dan sebanyak 63% tanaman mendapat peringkat dari baik hingga excellent,” ujarnya seperti dikutip di Bloomberg, Selasa (11/6).

Lebih lanjut, harga gandum untuk pengiriman Juli turun 0,4% menjadi US$6,87 per bushel. Kedelai untuk pengiriman November turun 0,2% menjadi US$13,165 per bushel.

Sementara petani kedelai AS akan melakukan rekor penanaman yang siap untuk melipatgandakan cadangan dalam negeri dan memperluas surplus global setelah kekeringan tahun lalu mendorong harga ke posisi tertinggi sepanjang masa.

Menurut survei Bloomberg News, produksi AS akan melompat 12% menjadi 91,74 juta ton. Adapun USDA akan memperbarui estimasi besok.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Giras Pasopati
Editor : Sepudin Zuhri
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper