BISNIS.COM, JAKARTA--Bank Indonesia mengklaim nilai tukar rupiah dalam non-deliverable forwards atau NDF yang menembus di atas level Rp10.000 tidak riil.
Berdasarkan pemantauan bank sentral, dalam NDF nilai tukar rupiah semua mencapai Rp10.360 pada Senin (10/6/2013).
Difi A. Johansyah, Direktur Eksekutif Komunikasi Bank Indonesia, mengatakan untuk melihat nilai tukar rupiah secara riil berpatokan kepada Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor).
"Kalau ingin melihat rupiah, patokannya pakai Jisdor. NDF itu tidak riil, dan cukup mengganggu. Jisdor hari ini berada pada level Rp9.806," katanya, Senin (10/6/2013).
Menurutnya, NDF terkerek naik karena ada kekhawatiran di pasar. Meski demikian, BI meyakinkan apabila Jisdor stabil pada akhirnya NDF juga akan mengikuti.
Jisdor dibentuk berdasarkan rata-rata tertimbang dari volume seluruh transaksi antarbank dalam rentang waktu pukul 08.00--09.45 WIB. Jisdor diumumkan pada pukul 10.00 WIB di website BI.
Difi mengakui dolar Amerika Serikat sedang menguat terhadap sejumlah mata uang di kawasan regional.
Selain itu, kebutuhan dolar AS dari kalangan korporasi untuk pembayaran utang dan impor masih terhitung besar. Hal itu, lanjutnya, membuat kebutuhan mata uang dolar AS menjadi relatif tinggi.
"Bank sentral akan terus menjaga nilai tukar rupiah. Kami optimistis sampai akhir tahun rupiah masih terjaga," ujarnya.
BI, lanjutnya, memiliki sejumlah instrumen untuk menyetabilkan rupiah, tidak hanya menggunakan instrumen cadangan devisa semata.
Difi mengatakan strategi lain menjaga nilai tukar ialah dengan memertemukan antara pemilik dan pihak yang membutuhkan valuta asing.
