BISNIS.COM, JAKARTA—Investor obligasi diimbau mengoleksi surat utang negara bertenor panjang secara bertahap di tengah volatilitas pasar obligasi nasional tahun ini.
Head of Investment PT AAA Asset Management Siswa Rizali menilai bila imbal hasil (yield) obligasi naik tajam dan rupiah semakin terdepresiasi, akumulasi SUN bertenor 10 tahun atau 20 tahun bisa menjadi pilihan.
Pasalnya, menurut dia, ketidakpastian ekonomi hanya berlangsung dalam jangka pendek dan fundamental ekonomi Indonesia masih baik dalam jangka panjang. Dengan begitu, investor akan meraup keuntungan optimal dengan membeli obligasi bertenor panjang.
“Hal itu mengingat fundamental makro Indonesia sangat baik, sedangkan yield obligasi pemerintah Indonesia jauh di atas yield obligasi peer ASEAN seperti Malaysia, Thailand, dan Filipina. Jadi akan aman,” katanya dalam hasil riset yang diterima Bisnis hari ini, Minggu(9/6/2013).
Dia mengungkapkan kekhawatiran akan ketidakpastian arah kebijakan harga bahan bakar minyak (BBM) dan penurunan peringkat utang oleh beberapa lembaga pemeringkat internasional menjadi dampak sentimen negatif bagi penurunan harga surat utang negara (SUN) dewasa ini.
Selain itu, pertumbuhan ekonomi kuartal pertama 2013 yang stagnan di bawah ekspektasi pasar dan pemerintah itu sangat kontras dengan lonjakan kenaikan harga sangat tinggi di sektor properti dan konstruksi.
ekonomi Indonesia yang hampir 70% berbasis konsumsi domestik, lanjutnya, ternyata membawa pelemahan pada keseimbangan sektor ekspor komoditas yang masih lesu.
Di sisi lain, kondisi indikator finansial juga agak mengkhawatirkan dengan adanya penurunan cadangan devisa dan terjadinya depresiasi nilai tukar rupiah. Dia menambahkan pelemahan rupiah berpotensi menimbulkan tekanan baru di pasar SUN yang didominasi oleh gerakan investor asing.
Sejak awal tahun obligasi acuan telah mengalami koreksi harga cukup dalam, yakni sekitar 1% untuk yang bertenor 5 tahun sampai 4% untuk surat utang berjangka waktu 20 tahun. Menariknya, koreksi harga terjadi saat akumulasi SUN oleh asing terus berlanjut.
“Setiap tindakan investor asing sangat berdampak pada perubahan harga SUN,” sebutnya.
Dari sisi global, lonjakan yield obligasi negara Amerika Serikat atau US Treasury 10 tahun menjadi salah satu pemicu penurunan harga atau kenaikan yield SUN pada waktu bersamaan.