BISNIS.COM, JAKARTA—Para manajer dana talangan mempertaruhkan keberuntungan terbesar mereka di bisnis emas setelah miliuner George Soros mengurangi kepemilikannya SPDR Gold Trust, sementara Goldman Sachs Group Inc memprediksi penurunan harga emas berlanjut setelah mengalami pukulan paling berat dalam 4 tahun terakhir.
Para pengelola dana dan spekulan besar lainnya menguasai kontrak jangka pendek senilai 74.432 pada 14 Mei, menurut data Komisi Perdagangan Komoditas Berjangka AS. Posisi kontrak itu merupakan yang tertinggi sejak Juni 2006. Bandingkan dengan posisi 67.374 seminggu sebelumnya.
Kontrak bersih jangka panjang perdagangan berjangka dan opsi turun 20% menjadi 39.216 yang merupakan posisi terendah sejak Juli 2007. Sedangkan 18 bahan mentah AS yang diperdagangkan di pasar yang tengah bergairah naik menjadi 588.482 karena digerakkan terutama oleh peningkatan penjualan daging babi, jagung, dan kapas.
Harga emas yang melejit enam kali lipat dalam 12 tahun terakhir turun 19% pada 2013, termasuk penurunan selama 7 sesi perdagangan sampai 17 Mei yang merupakan yang terlama sejak Maret 2009. Soros bersama perusahaan pengelola dana Northern Trust Corp. dan BlackRock Inc. mengurangi kepemilikannya atas produk nilai tukar itu selama triwulan pertama.
Aset ETP sekarang menjadi yang terendah sejak Juli 2011 setelah sejumlah investor kehilangan kepercayaan pada simpanan emas di tengah membaiknya pertumbuhan ekonomi, inflasi rendah, serta pergerakan harga saham yang dinamis.
“Emas benar-benar mengecewakan,” ujar John Stephenson, senior vice president dan fund manager yang mengelola US$2,65 billion di First Asset Investment Management Inc. di Toronto sebagaimana dikutip Bloomberg hari ini, Senin (20/5/2013).