BISNIS.COM, MELBOURNE—Harga bijih besi akan tetap kuat hingga 2014 setelah permintaan berkelanjutan di China, produsen terbesar baja, dan karena peningkatan pasokan global membutuhkan waktu lebih lama dari yang diharapkan.
Analis Joel Crane dan Peter Richardson mengatakan sementara harga rata-rata telah mencapai US$135 per ton pada kuartal ini dari US$148 di 3 bulan pertama, lebih tinggi dari perkiraan bank untuk periode April hingga Juni sebesar US$130. Bank mempertahankan perkiraan sebesar US$120 pada kuartal pertama 2014 dan US$118 untuk kuartal kedua.
Namun, nilai bijih besi turun 12% tahun ini, mendekati pasar bearish, setelah tanda-tanda bahwa pertumbuhan ekonomi di China yang melambat dan ekspektasi peningkatan pasokan global yang dipimpin oleh Australia, eksportir terbesar di dunia.
Adapun Morgan Stanley mengatakan pada 23 April bahwa komoditas yang dikirim melalui pelayaran di laut global akan beralih ke surplus pada 2015. Sementara itu CLSA Ltd mengatakan pada 9 Mei bijih besi akan mendapat dukungan lebih dari US$100 per ton tahun ini setelah permintaan berkelanjutan dari China.
Analis dari Morgan Stanley di Melbourne mengatakan hal tersebut semakin memperjelas bahwa konsumsi baja di China tetap kuat. "Penilaian kami dari pasar bijih besi yang dikirim melalui pelayaran laut global adalah kekuatan harga bisa terus berlanjut hingga tahun depan," ujarnya seperti dikutip dari Bloomberg (15/5)
Bijih besi dengan kandungan 62% yang dikirim ke pelabuhan Tianjin Cina turun 1% menjadi US$128,10 per ton kering kemarin. Menurut Indeks Steel Ltd, harga turun 19% dari US$158,90 pada 20 Februari lalu, mendekati definisi pasar bearish. (mfm)