BISNIS.COM, JAKARTA—Menggenapi buruknya kinerja produsen batu bara lainnya, PT Baramulti Suksessarana Tbk (BSSR) juga mencatatkan penurunan laba bersih sepanjang kuartal I/2013 menjadi US$1,49 juta, anjlok 71,45% dari periode yang sama tahun lalu US$5,22 juta.
Baramulti Suksessarana akhirnya merilis laporan keuangan, setelah beberapa emiten batu bara lainnya sudah lebih dulu merilis kinerjanya. Seperti dikutip dari laporan keuangan perseroan, Kamis (9/5/2013), penjualan batu bara selama kuartal I/2013 sebenarnya mencapai US$38,2 juta, naik 25,6% dari US$30,41 juta.
Dari angka tersebut, penjualan batu bara paling banyak ke pihak ketiga sebesar US$25,35 juta, sedangkan penjualan ke pihak berelasi yakni PT Baramulti Sugih Sentosa sebesar US$19,38 juta.
Artinya, total penjualan sebenarnya mencapai US$44,74 juta. Namun, jumlah itu harus dikurangi oleh bagian pemerintah Indonesia berdasarkan Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batu bara (PKP2B) sebesar US$6,54 juta, sehingga sisa penjualan hanya US$38,2 juta.
Baramulti Suksessarana memegang izin tambang batu bara berupa PKP2B yang lokasinya di Kalimantan Selatan, melalui anak usaha PT Antang Gunung Meratus. Tambang tersebut sudah beroperasi komersial sejak 1999.
Meski penjualan naik, tetapi beban pokok penjualan juga meningkat menjadi US$22,92 juta, naik 37,25% dari US$16,7 juta. Setelah dikurangi beban lain-lain, laba usaha menjadi hanya US$2,75 juta, turun 62,3% dari US$7,3 juta.
Adapun berdasarkan catatan Bisnis, masih ada beberapa emiten yang belum menyampaikan laporan keuangan kuartal I/2013-nya, seperti PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) dan PT Golden Energy Mines Tbk (GEMS).
Pasalnya, saat ini masih dilakukan penelaahan terbatas (limited review) atas laporan keuangan yang dimaksud. (sep)