BISNIS.COM, JAKARTA—Meski harga batu bara masih rendah, produsen batu bara milik grup Sinarmas, PT Golden Energy Mines Tbk (GEMS) tetap menargetkan pertumbuhan produksi dan penjualan tahun ini.
Sekretaris Perusahaan Golden Energy Mines Sudin mengatakan target penjualan tahun ini dipatok sebesar 9—10 juta ton, meningkat sekitar 30% dari tahun lalu 7,6 juta ton.
“Sedangkan target produksi sebesar 7 juta ton, meningkat dari tahun lalu 5,6 juta ton,” ujarnya ketika ditemui usai RUPS Tahunan di kantornya, Jumat (5/3/2013).
Sudin mengaku optimistis mencapai target tersebut seiring dengan akan beroperasinya dua proyek infrastruktur, yakni proyek Bunati dan Nilau. Proyek Bunati diperkirakan beroperasi pada kuartal II/2013, sedangkan proyek Nilau pada kuartal III/2013.
“Dengan selesainya kedua proyek tersebut, pengapalan batu bara bisa lebih cepat dan lebih banyak, karena dari sisi produksi, kami udah ngga masalah,” ujarnya.
Untuk diketahui, perseroan melalui anak usaha PT Borneo Indobara sedang melakukan pembangunan infrastruktur conveyor pelabuhan Bunati yang terletak di Desa Bunati, Kecamatan Angsana, Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan.
Selain itu, perseroan melalui anak usaha lainnya, PT Tanjung Belit Bara Utama juga sedang melakukan pembangunan infrastruktur di Desa Teluk Nilau, Kecamatan Pengabuan, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Jambi.
Proyek Nilau berupa perbaikan jalan akses pelabuhan Nilau, pembangunan jalan baru akses ke pelabuhan Nilau, serta pembangunan pelabuhan Nilau.
Sudin mengatakan dari target penjualan 9—10 juta ton, kebanyakannya dijual di pasar spot, bukan berupa kontrak jangka panjang. Saat ini, kontrak jangka panjang yang dimiliki perseroan baru dengan GMR Coal Resources Pte Ltd, salah satu pemegang saham GEMS yang berasal dari India namun berkedudukan di Singapura.
“GMR kemudian akan memasok batu bara ke pembangkit listrik di India. Kontrak jangka panjang dengan GMR selama 25 tahun, tapi tahun ini baru 1 juta ton. Kontraknya progresif, tahun depan meningkat jadi 1,5 juta ton, tahun depannya lagi 3 juta ton,” ujarnya.
Adapun dari delapan tambang yang dimiliki perseroan, tinggal tiga yang belum berproduksi yaitu PT Bungo Bara Utama, PT Berkat Nusantara Permai, dan PT Tanjung Belit Bara Utama.
Adapun sisanya sudah berproduksi, yaitu PT Karya Cemerlang Persada, dan PT Bara Harmonis Batang Asam. Selanjutnya, PT Borneo Indobara, PT Kuansing Inti Makmur, dan PT Trisula Kencana Sakti.
Kedelapan tambang itu tersebar di Kabupaten Tanah Bumbu (Kalsel), Kabupaten Bungo (Jambi), dan Kabupaten Barito Utara dan Barito Timur (Kalteng). (mfm)