BISNIS.COM, JAKARTA— Meskipun masih merugi sejak 2011, tetapi PT Indonesia Air Transport Tbk (IATA) optimistis dapat membukukan pendapatan Rp1 triliun sepanjang 2013, menyusul rencana ekspansi yang diyakini meningkatkan performa.
Presiden Direktur IATA Syafril Nasution mengatakan sepanjang tahun ini pihaknya mengalami penaikan pendapatan sebesar 21,41% dari Rp221,8 miliar menjadi Rp269,28 miliar. Namun adanya penaikan biaya operasional menyebabkan pihaknya masih tetap merugi.
“Tahun ini pendapatan kami naik, tetapi masih merugi karena naiknya biaya operasional yang disebabkan armada yang bervariasi sehingga membebani biaya suku cadang. Beban usaha naik 28,1% dari Rp73,3 miliar menjadi Rp93,9 miliar,” katanya, Jumat (3/5/2013).
Sebelumnya, Direktur Keuangan perusahaan penerbangan konglomerasi MNC Group tersebut, Trisilo Ari, mengatakan rugi usaha mereka sepanjang tahun 2012 turun 27,3% menjadi Rp12,2 miliar dari tahun sebelumnya sebesar Rp16,8 miliar.
Dia menambahkan pendapatan IATA saat ini 94% didominasi dari sektor penerbangan charter dengan opsi pembayaran kontrak.
Sementara itu, beban terbanyak berasal dari bahan bakar, sepanjang Kuartal I beban bahan bakar sebesar Rp299,8 miliar untuk penerbangan reguler. Sementara itu untuk penerbangan kontrak charter, beban bahan bakar sebesar Rp3,3 miliar.