Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BURSA AS Ditutup Melemah, S&P 500 dan Dow Jones Turun 0,9%

BISNIS.COM, JAKARTA--Bursa saham AS jatuh, menyeret indeks S&P 500 dari pertumbuhan tertinggi menjadi pertumbuhan yang lebih lambat dalam payroll Amerika dan Manufaktur seperti yang dikatakan Federal Reserve bahwa mereka akan mempertahankan pembelian

BISNIS.COM, JAKARTA--Bursa saham AS jatuh, menyeret indeks S&P 500 dari pertumbuhan tertinggi menjadi pertumbuhan yang lebih lambat dalam payroll Amerika dan Manufaktur seperti yang dikatakan Federal Reserve bahwa mereka akan mempertahankan pembelian obligasi untuk mendorong perekonomian.

Indeks Standard & Poor’s 500 (S&P 500) turun 0,9% menjadi 1.582,79 pada pukul 04.00 WIB. Indeks Dow Jones Industrial Average turun 138,85 poin atau 0,9% ke level 14.700,95.

Sektor komoditas, terutama minyak dan tembaga, merupakan sektor yang jatuh paling tajam diantara 10 industri di S&P 500.

Harga saham Merck&Co. turun 2,8% setelah memangkas proyeksi tahun ini. Saham Allergan Inc. merosot 13% setelah menunda kajian obat percobaan terkait degenerasi usia.

Sementara itu, Comcast Corp. and Viacom Inc naik lebih dari 1,3% setelah perseroan merilis laba kuartalan.

Lebih dari 6,6 miliar saham ditransaksikan dalam Bursa AS, atau 4,4% diatas rata-rata transaksi selama 3 bulan.

"Ini kurang lebih sama. Kami tidak berharap apapun yang berbeda dari kebihakan The Fed saat ini. Kita sudah berjalan baik. Untuk meningkatkan pasar, kita perlu melihat pertumbuhan ekonomi yang lebih kuat, dan pertumbuhan pekerja yang berkelanjutan,” ujar Kevin Holt, yang mengawasi US$9,7 miliar Invesco Comstock Fund di Houston, seperti dikutip Bloomberg.

Sebelumnya, Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) mengatakan The Fed akan mempertahankan pembelian obligasi pada kisaran US$85 miliar per bulan. Hal itu tidak mengubah pernyataannya bahwa pihaknya berencana mempertahankan suku bunga mendekati nol selama pengangguran tetap di atas 6,5% dan perkiraan inflasi tidak melebihi 2,5%.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Sutarno
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper