Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

HARGA MINYAK: WTI Turun Sentuh Level US$86,68

BISNIS.COM, NEW YORK--Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) turun ke level terendah dalam 4 bulan karena penurunan bursa saham dan laporan produksi AS yang naik ke level tertinggi 20 tahun.

BISNIS.COM, NEW YORK--Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) turun ke level terendah dalam 4 bulan karena penurunan bursa saham dan laporan produksi AS yang naik ke level tertinggi 20 tahun.

Di pihak lain, harga minyak brent tergelincir di bawah level teknikal yakni US$97.91 per barel.

Berdasarkan data Bloomberg, WTI untuk pengiriman Mei turun US$2,04 atau 2,3% ke level US$86,68 per barel di New York Mercantile Exchange, level terendah sejak 14 Desember. Volume untuk semua kontrak ditransaksikan 44% di atas rerata 100 hari hingga pukul 3.16 sore di New York. Harga WTI telah jatuh 8,4% sejak 10 April.

Penurunan harga minyak ini dipicu oleh mengecewakannya kinerja perusahaan AS dan setelah penguatan dollar AS terhadap Euro.
Menurut EIA, produksi minyak tercatat 7,2 juta barel per hari, tertinggi sejak Juli 1992 dan penggunaan bahan bakar turun.

Di pihak lain, harga brent untuk pengiriman Juni tergelincir US$2,22 atau 2,2% ke level US$97,69 per barel di bursa ICE Futures Europe yang berbasis di London, level terendah sejak 2 Juli.

Volume perdagangan tercatat 21% di atas rerata 100 hari. Kontrak berjangka tersebut telah turun 8% dalam 6 bulan terakhir. Premium brent pada Juni menyempit terhadap WTI menjadi US$10,72 dari sehari sebelumnya US$10,88.

Harga brent telah menembus 23,6% Fibonacci level retracement dari 2012 rendah ke level tertinggi tahun ini.

"Ini adalah kepanikan besar di pasar," kata Stephen Schork, Presiden Schork Group Inc di Villanova Pennsylvania seperti dikutip Bloomberg.

"Saham-saham semakin mengalahkan dan laporan DOE tentu tidak membantu. Angka US$97,91 adalah angka penting. Kerugian dipercepat segera setelah kami menembus angka itu," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Achmad Aris
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper