BISNIS.COM, KUALA LUMPUR -- Harga minyak kelapa sawit menanjak ke level tertinggi dalam seminggu di tengah spekulasi bahwa persediaan di Malaysia kemungkinan turun bulan lalu karena ekspor dari produsen terbesar ke-2 di dunia itu meningkat.
Nilai kontrak untuk pengiriman Juni naik sebanyak 0,8% menjadi 2.419 ringgit (US$792) per metrik ton di Bursa Malaysia Derivatives, harga tertinggi untuk kontrak berjangka teraktif sejak 28 Maret, sebelum diperdagangkan pada 2.414 ringgit pada 11.28 di Kuala Lumpur. Namun nilai kontrak berjangka sempat turun tajam sebesar 33% pada tahun lalu.
"Kami sedang melihat stok untuk memangkas lebih rendah dan jika ini ternyata menjadi kenyataan, hal itu akan meningkatkan harga pasar minyak sawit," ujar Ker Chung Yang, analis di Phillip Futures Pte.
Dia juga mengatakan jika persediaan dapat tetap antara 2,1 juta ton dan 2,3 juta ton dalam beberapa bulan ke depan.
Jumlah persediaan menyusut 7% menjadi 2,27 juta ton pada Maret dari bulan sebelumnya, penurunan tertajam sejak Januari 2011, menurut estimasi rerata dari dua perusahaan perkebunan dan empat analis dalam survei Bloomberg yang dipublikasikan kemarin. Hasil produksi naik 2,3% menjadi 1,33 juta ton, sementara ekspor naik 2,1% menjadi 1,43 juta, menurut survei tersebut. The Malaysian Palm Oil Board dijadwalkan untuk merilis data resmi besok.
Cadangan minyak telah jatuh 7,2% menjadi 2,44 juta ton pada Februari dari rekor 2,63 juta ton tercapai pada Desember, menurut dewan. Pengiriman dari Malaysia naik 5,5% menjadi 1,37 juta ton pada Maret, menurut Societe Generale de Surveillance.
Minyak kedelai untuk pengiriman Mei sedikit berubah pada 49,49 sen per pon di Chicago Board of Trade. Kedelai untuk pengiriman Mei naik 0,4% menjadi US$ 13,835 per bushel.
Minyak kelapa sawit untuk pengiriman September naik 0,7% menjadi 6.326 yuan (US$ 1.020) per ton di Dalian Commodity Exchange. Minyak kedelai untuk pengiriman bulan yang sama naik 0,5% menjadi 7.956 yuan per ton. (Bloomberg)