BISNIS.COM, JAKARTA--Pergerakan pasar surat utang negara (SUN) pada perdagangan hari ini, Selasa (9/4/2013) diperkirakan berpotensi menguat setelah melemah pada perdagangan 3 hari sebelumnya.
Ariawan, analis obligasi PT Sucorinvest Central Gani, mengatakan minimnya sentimen eksternal berpotensi mendorong investor untuk fokus pada lelang SUN yang akan dilakukan pemerintah hari ini.
Dia menjelaskan pelaku pasar global mulai beralih dari safe-haven assets ke aset–aset yang lebih berisiko pada perdagangan semalam di tengah optimisme menjelang laporan keuangan perusahaan di AS serta keluarnya angka produksi industri Jerman yang lebih baik dari perkiraan.
"Jika lelang kali ini sukses dengan permintaan yang besar dan penyerapan yang lebih banyak oleh pemerintah, maka hal ini berpotensi menjadi katalis positif bagi pasar surat utang domestik," katanya dalam riset harian.
Menurutnya, penurunan harga yang cukup signifikan dalam tiga hari terakhir berpotensi membuka ruang penguatan secara teknikal di pasar surat utang domestik. "Namun demikian, kami masih mempertahankan rekomendasi untuk memperpendek durasi
dan melakukan trading jangka pendek di tengah masih tingginya volatilitas pasar," jelasnya.
Pada perdagangan kemarin, Senin (8/4/2013), pergerakan pasar SUN melanjutkan pelemahan di tengah volume perdagangan yang tipis. Pasar obligasi pemerintah berdenominasi rupiah melemah di sepanjang kurva yang mana yield SUN bertenor pendek, menengah, dan panjang rata–rata naik sekitar 8 basis poin, 7 basis poin, dan 5 basis poin.
Seri FR0065 menjadi SBN teraktif di pasar sekunder dengan total volume perdagangan mencapai Rp480,5 miliar. Pada
perdagangan obligasi korporasi, seri ADMF01ACN3 menjadi obligasi yang paling banyak ditransaksikan di pasar dengan
total volume perdagangan mencapai Rp30 miliar.
Berkebalikan dengan pasar obligasi pemerintah berdenominasi rupiah, harga obligasi pemerintah berdenominasi dollar masih melanjutkan penguatannya pada perdagangan kemarin seiring tren penurunan yield US Treasury yang membuat yield obligasi Pemerintah Indonesia semakin atraktif.
Yield Indo-17, Indo-22, dan Indo-42 masing–masing turun 7 basis poin, 3 basis poin, dan 7 basis poin ke level 2,17%, 3,31%, dan 4,56%.