Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

HARGA EMAS Pekan Depan Tak Terprediksi

BISNIS.COM, LONDON--Para pedagang emas belum dapat menentukan harga emas untuk pekan depan, apakah akan naik, atau justru turun ke titik terendah sejak 2008 karena adanya dua stimulus yang terjadi yakni ekonomi mulai membaik dan bank sentral membeli

BISNIS.COM, LONDON--Para pedagang emas belum dapat menentukan harga emas untuk pekan depan, apakah akan naik, atau justru turun ke titik terendah sejak 2008 karena adanya dua stimulus yang terjadi yakni ekonomi mulai membaik dan bank sentral membeli utang lebih banyak.

Sebanyak 12 analis yang disurvei oleh Bloomberg memperkirakan harga emas akan naik pada pekan depan dan jumlah yang sama mengatakan akan merosot. Sementara 3 lainnya netral.


Harga Emas merosot ke level terendah dalam 10 bulan yakni US$1.540,29 per ounce, kemarin. Investor juga telah menjual senilai US$9,7 miliar dari bursa perdagangan produk sejak kepemilikan mereka mencapai rekor pada 20 Desember.

Sementara itu, Hedge fund memotong taruhan pada harga yang lebih tinggi sebesar 70% sejak Oktober.


Credit Suisse Group AG dan Goldman Sachs Group Inc mengatakan reli emas pada 12 tahun terakhir kemungkinan akan berakhir sejalan dengan pulihnya ekonomi global.

Namun, Commerzbank AG berpendapat terlalu dini untuk mengatakan reli akan berakhir. Standard Bank Plc harga memperkirakan harga emas akan naik tahun ini akibat stimulus bank sentral dan suku bunga yang mencapai rekor terendah memicu permintaan untuk aset aman.

Kemarin, Bank of Japan mengatakan akan melipatgandakan pembelian obligasi bulanan untuk meningkatkan perekonomian.

"Pendorong utama di balik kelemahan emas tahun ini telah menjadi fokus pada pertumbuhan global dan itu berarti rotasi dari aset defensif seperti emas," kata Joni Teves, seorang analis di UBS AG di London, Sabtu (6/4).

"Bank-bank sentral terus mengejar kelonggaran kebijakan moneter  dan menciptakan lingkungan yang masih mendukung untuk emas," tambahnya.

Berdasarkan data Bloomberg, harga emas Jum'at (5/4/2013) pukul 7:21:29 pagi waktu Jakarta, terus berfluktuasi dan naik US$0,90 per ounce atau US$0,03 per gram ke level US$1.552,90 per ounce atau US$49,93/gram, untuk kontrak Juni 2013.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Others
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper