Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

INDO TAMBANGRAYA: Rerata Harga Di Bawah US$90/Ton

BISNIS.COM, JAKARTA—PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) memprediksi harga jual rata-rata batu bara yang diperoleh perseroan tahun ini di bawah US$90 per ton akibat pasar yang masih fluktuatif.

BISNIS.COM, JAKARTA—PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) memprediksi harga jual rata-rata batu bara yang diperoleh perseroan tahun ini di bawah US$90 per ton akibat pasar yang masih fluktuatif.

Direktur Indo Tambangraya Hartono Widjaja mengatakan meski masih terlalu dini untuk memprediksi harga, namun nampaknya harga akan turun dari tahun lalu.

“Terlalu dini untuk dikatakan, tapi tahun ini akan turun dari tahun lalu, tapi angka tepatnya susah [dikatakan]. Market masih fluktuatif sekali,” ujarnya ketika ditemui usai RUPS Tahunan, Kamis (28/3).

Harga jual rata-rata batu bara yang diperoleh perseroan tahun lalu hanya US$90 per ton, turun 7% dari 2011 yang sebesar US$97,1 per ton. Meski demikian, Hartono mengatakan perseroan berupaya menutupi turunnya harga dengan mengurangi biaya produksi dan meningkatkan kuantitas produksi.

Direktur Indo Tambangraya Edward Manurung menambahkan perseroan akan meningkatkan efisiensi dalam strategi manajemen biaya dengan menekan berbagai komponen pengeluaran.

Caranya adalah dengan mengurangi rasio pengupasan (stripping ratio) dari 12,2 kali menjadi 11,5—11,6 kali, lalu melakukan efisiensi dalam hal logistik, menerapkan berbagai teknik pertambangan, dan mengutamakan belanja modal pada proyek-proyek yang mendesak.

“Belanja modal tahun ini US$150 juta, berasal dari internal kami sendiri. Belanja modal kami prioritaskan untuk pembangunan infrastruktur di berbagai site kami,” ujarnya.

Seperti diketahui, rendahnya harga jual rata-rata batu bara sepanjang 2012 mengakibatkan laba bersih perseroan turun 21% dari US$546 juta menjadi US$432 juta. Namun dari sisi penjualan, sebenarnya volume penjualan bersih berhasil naik tipis dari US$2,38 miliar menjadi US$2,43 miliar.

Hal itu disebabkan volume penjualan yang mencapai 27,2 juta ton, di atas target yang ditetapkan 26,5 juta ton. Tahun ini, target penjualan sama dengan target produksi batu bara, yaitu 29 juta ton.

Sebanyak 77% dari target penjualan 29 juta ton sudah terkontrak, yaitu 44% kontrak dengan harga batu bara tetap (fixed prices), 24% berdasarkan index links, dan 9% unpriced. Artinya, masih ada 23% yang belum terjual.

“Yang 23% itu ada beberapa buyer yang biasanya tidak pakai long term kontrak. Dan kami perlu itu juga untuk adjust, untuk mengatasi naik-turunnya market,” jelas Hartono.

Selain dipasok untuk domestik (9%), batu bara perseroan di antaranya diekspor ke China (26%), Jepang (16%), India (12%), dan negara-negara lain di Asia Timur.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Others
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper