Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

HARGA MINYAK: Brent Naik 90 Sen Jadi US$109,42/Barel

BISNIS.COM, NEW YORK-Harga minyak naik pada Kamis (Jumat pagi WIB, 15/3/2013), setelah angka lapangan pekerjaan AS yang kuat mengimbangi kekhawatiran tentang pasokan minyak bumi yang tinggi.Per barel minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate

BISNIS.COM, NEW YORK-Harga minyak naik pada Kamis (Jumat pagi WIB, 15/3/2013), setelah angka lapangan pekerjaan AS yang kuat mengimbangi kekhawatiran tentang pasokan minyak bumi yang tinggi.

Per barel minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman April menetap pada US$93,03 di New York Mercantile Exchange (NYMEX), atau naik 51 sen.

Patokan Eropa, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman April meningkat 90 sen menjadi ditutup pada US$109,42 per barel di Intercontinental Exchange di London.

Harga naik menyusul laporan bahwa klaim baru untuk tunjangan pengangguran AS datang di 332.000 pada pekan yang berakhir 9 Maret, turun 10.000 dibandingkan dengan minggu sebelumnya, menurut Departemen Tenaga Kerja.

Itu adalah ketiga minggu berturut-turut angka klaim tunjangan pengangguran - indikator laju PHK (pemutusan hubungan kerja) - turun.

"Ketika kita melihat tanda-tanda bahwa perekonomian semakin membaik, dapat mengimbangi beberapa dari fundamental yang 'bearish'," kata Gene McGillian, pialang dan analis di Tradition Energy.

Tetapi Carl Larry, seorang pialang di Atlas Commodities LLC, mengatakan kenaikan harga yang relatif moderat menunjukkan pasar tetap berhati-hati terhadap keadaan ekonomi.

"Kami sedang menunggu lebih banyak tanda-tanda perbaikan ekonomi yang terbawa ke sisi permintaan minyak," kata Larry.

Data muncul sehari setelah Departemen Energi AS melaporkan stok minyak mentah AS naik 2,6 juta barel dalam pekan yang berakhir 8 Maret, menunjukkan lemahnya permintaan minyak di ekonomi terbesar dunia itu.

Data AS juga menunjukkan ke arah produksi minyak domestik yang lebih tinggi, sekarang mencapai sebesar 7,2 juta barel per hari, atau hampir 23% di atas tingkat tahun lalu.

Juga pada Rabu, Badan Energi Internasional (IEA), penasehat kebijakan energi negara-negara kaya, memangkas proyeksi pertumbuhan permintaan minyak dunia untuk kedua bulan berturut-turut, mengutip ketidakpastian pembicaraan anggaran AS, lesunya kegiatan usaha di China dan pengangguran di Eropa.(antara/afp)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Yusran Yunus
Editor : Others
Sumber : Newswire
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper