JAKARTA--Kinerja laba bersih raksasa properti kuartal IV/2012 diperkirakan tumbuh 56%-285% dari posisi yang sama 2011 seiring dengan meningkatnya rata-rata harga tanah secara signifikan.
Analis riset PT Bahana Securities Natalia Sutanto menilai enam dari tujuh emiten properti cakupannya akan memiliki kinerja laba bersih 2012 melebihi estimasi pasar, dipimpin PT Ciputra Property Tbk dan PT Bumi Serpong Damai Tbk.
“Hasil kinerja kuartal IV/2012 yang kuat akan mendorong lonjakan laba bersih 2012. Saham Ciputra Property [87%] dan PT Summarecon Agung Tbk [80%] diprediksi memimpin,” tuturnya dalam riset, Selasa (5/5).
Margin bersih dari kenaikan rata-rata harga tanah yang meningkat mendorong lonjakan pendapatan. Rata-rata margin bersih emiten properti dari rata-rata harga tanah mencapai 27%, naik tipis dari posisi 2011 sebesar 24%.
“Marjin keuntungan dari harga tanah PT Alam Sutera Realty Tbk mencapai 45%, tertinggi dibandingkan emiten properti cakupan kami lainnya,” ujarnya.
Menurut Natalia, rata-rata penjualan emiten properti pada 2013 diprediksi tumbuh 43% dari posisi tahun lalu. Sebanyak tiga dari tujuh emiten properti diperkirakan akan mencatatkan pertumbuhan penjualan lebih dari rata-rata penjualan industri properti.
Ketiga emiten tersebut a.l Ciputra Property (85%), PT Ciputra Development Tbk (83%) dan Bumi Serpong Damai (76%).
Proyek Ciputra World Jakarta (CWJ) 1 dinilai masih menjadi penyumbang terbesar bagi Ciputra Property. Tidak sampai disitu, Ciputra Property juga terus menawarkan produk apartemen di CWJ 2 dan mengembangkan produk perkantoran di atas lahan 3 hektare pada 2014.
Sementara itu, prapenjualan Ciputra Development yang makin kuat diprediksi akan mencapai nilai Rp10 triliun, nilai ini lebih besar dari estimasi Bahana Rp9 triliun. Hal ini ditopang dari kenaikan rata-rata harga tanah di Jabodetabek.
“Berdasarkan pengamatan kami, Ciputra akan merasakan manfaat yang paling besar dari kenaikan harga tanah dibandingkan dengan emiten lainnya, terutama harga tanah di secondary cities seperti Surabaya,” ujarnya.
Untuk Bumi Serpong Damai, lanjutnya, kami meyakini kerjasama joint operation dengan Hongkongland, dan mitra asing lainnya di BSD City tidak akan terjadi sekali saja.
Menurutnya, dengan jalan tol baru dan infrastruktur yang dicanangkan pemerintah, permintaan lahan di Serpong akan semakin menarik.
Meski sektor properti tengah melesat, rencana pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) premium menjadi batu sandungan bagi properti Indonesia.
Kenaikan BBM tersebut dipastikan akan menaikkan inflasi dalam negeri, dan mendorong Bank Indonesia untuk meningkatkan suku bunga acuan.
“Meski ada wacana kenaikan BBM, kami tidak akan mengubah pandangan kami terhadap prospek positif dari properti Indonesia,” katanya.(msb)