Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

GTBO: Siapkan US$50 juta untuk akuisisi tambang

JAKARTA: Emiten tambang batu bara PT Garda Tujuh Buana Tbk menyiapkan dana investasi sekitar US$30 juta-US$50 juta atau setara Rp270 miliar-Rp450 miliar (kurs Rp9.000) untuk mengakuisisi tambang batu bara baik di Indonesia maupun di regional.Komisaris

JAKARTA: Emiten tambang batu bara PT Garda Tujuh Buana Tbk menyiapkan dana investasi sekitar US$30 juta-US$50 juta atau setara Rp270 miliar-Rp450 miliar (kurs Rp9.000) untuk mengakuisisi tambang batu bara baik di Indonesia maupun di regional.Komisaris Utama Garda Tujuh Buana Fakir Chand mengatakan perseroan tidak memiliki target lokasi dan spesifikasi khusus untuk target akuisisi tambang tersebut. "Yang penting tambang baru tersebut bisa meningkatkan profitabilitas perseroan," katanya, Rabu (27/6).Kendati demikian, dia menuturkan tak menutup kemungkinan perseroan akan mengakuisisi tambang batu bara berkalori tinggi dan terutama yang telah mengantongi izin."Kas kami cukup baik yang mana saat ini kami tidak memiliki utang. Jadi untuk sementara dana akuisisi diambil dari kas," jelasnya.Dalam rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST), pemegang saham menyetujui keputusan perseroan untuk tidak membagi dividen tunai 2011 karena laba bersih yang dikantongi akan digunakan untuk investasi ekspansi perseroan.Sementara itu dalam RUPS luar biasa, pemegang saham menyetujui pengangkatan Shael Oswal sebagai Presiden Direktur perseroan menggantikan Lalit Kumar Paul. Saat ini, emiten berkode GTBO itu memiliki izin usaha pertambangan (IUP) di areal seluas 710 hektare dengan cadangan batu bara kualitas rendah sebesar 168 juta metrik ton di Pulau Bunyu, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Timur.Dari area konsesi tersebut, seluas 158 hektare telah dieksplorasi dan sekitar 30 hektare telah dieksploitasi.Komisaris Garda Tujuh Buana Pardeep Dhir menerangkan strategi akuisisi tambang baru dilakukan untuk menjaga pertumbuhan kinerja perseroan secara berkelanjutan. "Kami sangat terbuka untuk mengakuisisi tambang baru baik di Indonesia maupun di regional," katanya.Dia menerangkan saat ini produksi batu bara perseroan telah mencapai 1,2 juta ton dari target 3 juta ton hingga akhir tahun ini. Perseroan yang baru memulai produksi pada kuartal II tahun lalu itu menargetkan angka produksi mencapai 5 juta ton pada 2013."Kami optimistis target tersebut bisa dicapai karena produksi kami berjalan 24 jam [8.000-9.000 ton per hari]," terangnya.Dari sisi EBITDA, perseroan menargetkan kenaikan EBITDA hingga sembilan kali lipat menjadi US$180 juta dari US$20 juta pada tahun lalu. Target tersebut sekaligus merevisi target yang dipatok manajemen sebelumnya yang hanya US$72 juta."EBITDA itu berasal dari penjualan 6 juta ton yang terdiri dari 3 juta ton hasil produksi dari tambang sendiri dan 3 juta ton dari trading hasil tambang lain," tuturnya.Per Juni 2012, sambungnya, posisi EBITDA perseroan telah mencapai US$104 juta.Produsen batu bara yang 95% hasil produksinya diekspor itu mematok asumsi harga batu bara sepanjang tahun ini pada kisaran US$39-US$40 per ton. "Untuk mengurangi risiko volatilitas harga batu bara, kami lakukan kontrak jangka panjang," ujarnya.Saham Garda Tujuh Buana dipegang oleh publik 40%, Green River Pte Ltd (33%), PT Garda Minerals (26,60%), dan Fakir Chand (0,0002%). Green River terafiliasi dengan UBS Singapura, sedangkan Garda Minerals adalah perusahaan lokal yang dimiliki oleh Fakir Chand, pengusaha asli Indonesia kelahiran Sumatra Utara dan keturunan India itu."Kami akan pertahankan komposisi kepemilikan saham publik agar bisa memanfaatkan fasilitas keringanan pajak," tambah Pardeep.Tahun lalu, perseroan mencatatkan laba bersih sebesar Rp74 miliar melesat 8.703% dari tahun sebelumnya Rp840 juta dengan total penjualan Rp320 miliar melejit 1.147% dari sebelumnya Rp26 miliar.Laba tersebut juga dicapai setelah perseroan melakukan write off atau penghapusan Rp40 miliar karena peralatan pengeringan tidak berfungsi.Seiring dengan itu, kapitalisasi pasar GTBO melesat mencapai Rp2,52 triliun dari sebelumnya Rp155 miliar seiring dengan langkah perseroan memulai produksi sehingga meningkatkan nilai perusahan dan harga saham. (Bsi)

 

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper